Tuturpedia.com – Pembukaan Olimpiade Paris 2024 diwarnai hujan lebat, yang menyebabkan para atlet mengenakan jas hujan saat melakukan parade perahu dari atas Sungai Seine, Paris, Prancis, Jumat (26/7/2024).
Lantaran diguyur hujan, penyelenggara mengatakan mereka terpaksa membatalkan beberapa pertunjukan yang dianggap terlalu berbahaya dalam kondisi licin.
“Kami selamat dari hujan, tapi itu tidak merusak kesenangan kami. Ini adalah salah satu malam paling ajaib dalam hidup kami,” kata pemain voli pantai AS Kelly Cheng, dilansir dari AP News, Sabtu (27/7/2024).
Meskipun cuaca buruk, ratusan ribu orang tetap memadati jembatan Sungai Seine dan menyaksikan dari balkon, saat parade atlet Olimpiade berlangsung dari atas perahu. Saat hujan makin deras, banyak dari para penonton yang memakai payung, jas hujan ponco plastik, atau jaket.
“Hujan tidak dapat menghentikan kami,” ujar bintang basket AS LeBron James, yang mengenakan ponco plastik bersama pembawa bendera Amerika lainnya, termasuk atlet tenis Coco Gauff.
Pertunjukan dalam upacara pembukaan Olimpiade memadukan budaya dan sejarah Prancis serta momen-momen hebat Olimpiade di masa lalu. Acara yang disorot dunia juga bertabur mega bintang yang dihadiri artis dunia.
Bintang pop AS Lady Gaga menjadi penampil pertama, memukau penonton dalam upacara tersebut.
Selain Lady Gaga, ada penyanyi legendaris Celine Dion yang akhirnya comeback dengan tampil di pembukaan Olimpiade Paris 2024. Celine Dion menjadi penutup upacara pembukaan olimpiade dan bernyari di Menara Eiffel.
Meskipun meriah di tengah hujan, pembukaan Olimpiade Paris menuai kontroversi, lantaran menghadirkan komunitas LGBT.
Pertunjukkan tersebut menunjukkan 18 artis transpuan, yang memarodikan lukisan ikonik Leonardo da Vinci, ‘Perjamuan Terakhir’. Para artis tampil dengan kostum mencolok mulai dari berpakaian setengah terbuka, penunjukan cinta sesama jenis, hingga satu artis di tengah yang dicat biru dengan hanya mengenakan celana dalam.
Pertunjukan tersebut mendapat reaksi keras dunia internasional. Sebab, performa para artis LGBT dinilai menghina Kekristenan. Sehingga, saat ini pertunjukkan tersebut dikritik di media sosial.***
Penulis: Angghi Novita.
Editor: Annisaa Rahmah.