Indeks
Review  

Pembaruan Genre Horor Religi Indonesia Lewat Kisah Eksorsisme Katolik dalam Film Kuasa Gelap

Review film Kuasa Gelap. Foto: IMDb
Review film Kuasa Gelap. Foto: IMDb

Tuturpedia.com – Film horor Kuasa Gelap besutan sutradara Bobby Prasetyo telah rilis di bioskop sejak Kamis, 3 Oktober 2024 lalu.

Film yang diangkat dari kisah nyata tentang eksorsisme di Indonesia ini merupakan film horor religi kedua buatan Bobby Prasetyo di tahun 2024 setelah sebelumnya ia menggarap film horor religi Islam bertajuk Thagut.

Bobby Prasetyo menggaet beberapa aktor, aktris senior, dan pendatang baru untuk saling beradu akting di film Kuasa Gelap, beberapa di antaranya yaitu Jerome Kurnia, Lukman Sardi, Astrid Tiar, Joshua Pandelaki, Lea Ciarachel, Freya JKT48, Delia Husein, serta Edin Wedrayana.

Film Kuasa Gelap bercerita tentang Pastor Thomas (Jerome Kurnia) yang mengalami depresiasi lantaran kematian ibu dan adiknya dalam kecelakaan tragis. Romo Thomas kemudian bermaksud mengundurkan diri dari posisinya sebagai Romo.

Namun dirinya justru diberi tugas terakhir untuk membantu Romo Rendra (Lukman Sardi) untuk melakukan eksorsisme, mengingat kondisi dan kesehatan Romo Rendra yang kian menurun.

Dirinya dan Romo Rendra ditugaskan untuk mengusir iblis yang merasuki Kayla (Lea Ciarachel), sahabat mendiang adiknya. Romo Thomas dan Romo Rendra berusaha sekuat tenaga untuk mengusir iblis yang bersemayam dalam tubuh Kayla.

Tak disangka, ternyata sosok iblis itu sangat kuat. Bukan hanya mengancam nyawa Kayla tetapi juga Maya (Astrid Tiar), ibu Kayla yang menyimpan masa lalu gelap hingga membuatnya dikejar rasa bersalah.

Review Film Kuasa Gelap (SPOILER)

Elemen dan Unsur Katolik yang Kental

Foto: IMDb

Kuasa Gelap sebenarnya tidak bisa disebut sebagai film horor Indonesia pertama yang mengangkat unsur kerohanian Katolik, sebab sebelumnya, pada tahun 1986, sutradara Tjut Djalil sudah lebih dulu membuat film horor dengan unsur kerohanian Katholik dengan tajuk ‘Batas Impian Ranjang Setan’ yang dibintangi oleh Chintami Atmanegara dan Mariane Wolf.

Namun, Kuasa Gelap dapat disebut sebagai film yang cukup berani memberikan perlawanan pada gempuran genre film horor lokal dengan formula yang repetitif.

Sebagaimana diketahui bersama, beberapa tahun terakhir genre horor di jagat sinema Indonesia dikuasai oleh cerita horor religi Islam, cerita klenik Jawa, serta adaptasi thread viral dari media sosial.

Unsur Katolik yang cukup menonjol dalam film Kuasa Gelap yakni dibuka dan diakhiri dengan ayat Alkitab, yaitu Matius 10:1 yang berbunyi “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan” di awal film.

Serta Yohanes 8:12 di akhir film yang berbunyi, “Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”.

Dua ayat ini secara eksplisit cukup memberikan gambaran sekaligus nasihat tentang isi dari keseluruhan film Kuasa Gelap.

Unsur Katolik lain yang cukup digambarkan dalam film Kuasa Gelap adalah penggambaran beberapa sakramen Katolik.

Untuk diketahui, dalam tradisi Katolik, sakramen dapat diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni kulit luar yang membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah yang terdiri dari Pembaptisan (Permandian), Ekaristi (Komuni Kudus), Penguatan (Krisma), Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat), Pengurapan orang sakit (Sakramen Minyak Suci), Pernikahan (Perkawinan), dan Imamat (Pentahbisan).

Dalam film Kuasa Gelap, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Pengakuan dosa diperlihatkan secara eksplisit saat scene Misa di awal film dan proses saat Romo Thomas mempelajari eksorsisme.

Sementara untuk Sakramen Baptis, Sakramen Krisma, dan Sakramen Pengurapan orang sakit digambarkan melalui adegan-adegan yang tidak dijelaskan secara langsung melainkan melalui pemaknaan-pemaknaan.

Lebih lanjut, untuk Sakramen Imamat diwakili oleh karakter Romo Thomas, Romo Rendra, Romo Roby dan Sakramen Pernikahan diwakili oleh orang tua Kayla.

Upaya Penggalian Latar Belakang Karakter

Foto: IMDb

Yang perlu diapresiasi lagi adalah, naskah film Kuasa Gelap yang hanya berdurasi 90 menit memiliki niat meluangkan waktu untuk mengeksplorasi latar belakang karakter-karakter di filmnya. Sehingga kita sebagai penonton dapat memahami perasaan dari mereka serta memahami luka yang mereka rasakan.

Di film Kuasa Gelap kita diperlihatkan betapa sulitnya Romo Thomas berdamai dengan traumanya, kita juga diperlihatkan betapa sulitnya kehidupan Kayla yang kehilangan ayahnya serta harus melihat ibunya menjalin hubungan dengan laki-laki red flag, kita juga diperlihatkan karakter Romo Rendra yang kondisi kesehatannya menurun sehingga memerlukan pengganti dan karakter ibu Kayla yang mempunyai masa lalu kelam, serta masih banyak lagi tokoh yang diceritakan latar belakangnya.

Hal ini tentunya sejalan dengan kalimat yang dibubuhkan di trailer dan bagian awal film bahwa “90% kasus kerasukan yang dilaporkan ke Gereja Katolik adalah masalah medis, hanya 10% yang memerlukan penanganan eksorsisme”.

Sehingga alih-alih kita hanya berpasrah diri pada upaya eksorsisme, kita juga diajarkan untuk memahami dulu keadaan mental dari masing-masing karakter.

Film Kuasa Gelap berhasil menyajikan tayangan yang cukup humanis, fokus kepada karakter manusia bukan hanya ke hantu/setannya.

Riset Mendalam

Foto: IMDb

Untuk diketahui, guna menghasilkan cerita yang mendekati fakta dan keaslian, sejumlah usaha dilakukan oleh tim produksi.

Pada tahun 2018, produser film Kuasa Gelap, Robert Ronny, membaca berita online tentang seorang pastor di Jawa Tengah yang rutin melakukan eksorsisme. Ia kemudian segera melacak keberadaan pastor tersebut dengan harapan dapat mendiskusikan rencananya itu.

Namun, Robert langsung dihadapkan dengan keadaan bahwa institusi Katolik sangat tertutup terhadap hal-hal semacam ini. 

Setelah dua tahun berupaya dalam proses perizinan, akhirnya pihaknya mendapat restu dari Gereja Katolik untuk melakukan syuting film ini.

“Kami pelajari banyak kasus (eksorsisme), banyak ketemu dengan korban-korbannya sampai akhirnya angkat salah satu kasus yang paling menarik yang ada film ini,” kata Robert.

Lebih lanjut, tim riset pun menghadiri rangkaian seminar tentang eksorsisme di Pontianak dan mempelajari ritual eksorsisme di Solo.

Demi memerankan karakter di dalam film ini, Lukman Sardi dan Jerome Kurnia yang berperan sebagai Romo Rendra dan Romo Thomas dituntut untuk belajar bahasa Latin dan praktik eksorsisme dalam ajaran Katolik.

Sebagai informasi, dalam proses riset ini, seorang romo pendamping yakni Pastor Johanes Robini Marianto OP yang dilibatkan untuk mengajarkan aktor tersebut agar dapat mengucapkan bahasa Latin dengan lancar serta memahami makna di balik ritual eksorsisme yang menjadi fokus cerita Kuasa Gelap.

Keunggulan Teknis

Foto: IMDb

Sebagaimana film-film Bobby Prasetyo sebelumnya, kualitas teknis di film Kuasa Gelap tak kalah ciamik. Ada beberapa shoot yang ikonik dengan eksperimen shoot kamera yang cukup kreatif.

Dari segi skoring musik, film ini menghadirkan instrumen suara yang apik dan elegan dengan memadukan musik klasik dengan choir yang terkesan magis.

Beberapa adegan dan dialog dibuat seefektif mungkin tanpa kalimat yang berbelit-belit. Wardrobe dan berbagai elemen pendukung film juga tampak niat dan tidak mengada-ada.

Pemilihan set dan lokasi syuting juga apik, apresiasi untuk tim produksi yang memilih Gereja Santo Laurensius Alam Sutera yang sangat cantik sebagai lokasi pengambilan gambar film Kuasa Gelap.

Satu hal yang agak mengganggu adalah pada bagian color grading/pewarnaan tone yang bagi sebagian penonton mungkin terlalu over.

Easter Egg

Foto: IMDb

Ada beberapa bagian menarik dalam film Kuasa Gelap yang saya temukan. Hal-hal tersebut kemungkinan merupakan formula Easter Egg yang diselipkan agar penonton menyadari keterkaitan film ini dengan film-film produksi Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, serta Legacy Pictures.

Sebagai contoh, ada adegan saat Kayla pulang larut, ia melihat ibunya sedang menonton TV, yang menarik tayangan TV itu adalah cuplikan adegan dari film Kalian Pantas Mati besutan Ginanti Rona yang merupakan film produksi Legacy Pictures dan Ideosource Entertainment pada tahun 2022.

Film tersebut juga dibintangi oleh member JKT48 lain, Azizi Asadel, sama seperti film Kuasa Gelap yang dibintangi oleh member JKT48, Freya Jayawardana.

Yang menarik lagi, treatment film Kuasa Gelap saat memperlihatkan development character dari tokoh Romo Thomas mengingatkan dengan treatment ala film superhero.

Sebagaimana diketahui, Robert Ronny selaku produser film Kuasa Gelap juga pernah menjadi produser Eksekutif (Legacy Pictures) untuk film superhero Indonesia, Gundala garapan Joko Anwar pada 2019.

Selain itu, Ideosource Entertainment juga pernah mengeluarkan film ‘superhero‘ dengan nuansa horor religi berjudul Qodrat pada tahun 2022. Saya jadi berandai-andai apakah mungkin di masa depan akan ada kolaborasi antara Ustaz Qodrat dan Romo Thomas di project film selanjutnya? Kita nantikan saja.

Kritik

Sesuai dengan ulasan di awal, film Kuasa Gelap adalah film horor religi yang fresh. Film ini membuka ruang kemungkinan untuk eksplorasi lebih luas film-film horor religi di Indonesia.

Namun, jika dikomparasikan dengan skena film horor bertema eksorsisme, film Kuasa Gelap masih jauh dari kata sempurna.

Sebagaimana diketahui, film-film dengan tema eksorsisme terutama produsi dari Hollywood sangatlah banyak mulai dari The Exorcist, The pope Exorsism, The Devil Inside, The Possession, The Rite, The Last Exorcism, dan lain sebagainya.

Kemudian ada pula film eksorsisme yang melibatkan tokoh dan lokasi tertentu seperti The Exorcism of Emily Rose, The Atticus Institute, The Possession of Michel King, dan The hunting in Connecticut. Bahkan ada film eksorsisme dengan elemen superhero seperti Constantine.

Film Kuasa Gelap sayangnya tidak menawarkan hal baru yang unik dan inovatif. Jika kita bandingkan dengan film OG-nya skena film eksorsisme, yakni The Exorcist (1973), Kuasa Gelap hanya terlihat seperti kopian dari formula The Exorcist dengan template cerita yang nyaris sama. Mulai dari kesamaan latar belakang lemah iman karakter utamanya, adanya sosok mentor bagi karakter, hingga penanganan eksorsisme yang mirip.

Menurut penilaian personal saya, Kuasa Gelap gagal dalam mengulik dan memaksimalkan eksplorasi cerita yang sebenarnya potensial.

Kuasa Gelap kurang berhasil memberikan pengalaman menonton horor yang berkesan, terornya kurang seram, jauh dari kata creepy, dan tidak terlalu atmosferik. Kemungkinan besar, jam terbang punya peran penting dalam upaya pengembangan film ini.

Tapi overall, film Kuasa Gelap tetap sangat layak ditonton dan diapresiasi atas segala usaha yang dilakukan untuk menghadirkan tontonan yang menarik dan menghibur.***

Penulis: Rizal Akbar 

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version