banner 728x250

Pembangkit Listrik Rumah Sakit Indonesia di Gaza Berhenti Berfungsi

Rumah Sakit Indonesia di Gaza berhenti berfungsi setelah terkena bom. Foto: X.com/jimmacs16
Rumah Sakit Indonesia di Gaza berhenti berfungsi setelah terkena bom. Foto: X.com/jimmacs16
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Serangan bom dari Israel yang bertubi-tubi pekan kemarin menyebabkan pembangkit listrik utama di Rumah Sakit Indonesia mengalami kerusakan. 

Dikutip dari laman Dawn, Jumat (3/11/23) Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan bahwa pembangkit listrik utama di Rumah Sakit Indonesia tidak lagi berfungsi karena kekurangan bahan bakar.

Diketahui sejak Kamis (2/11/23) rumah sakit menggunakan cadangan pembangkit listrik untuk melakukan perawatan pada korban dan diperkirakan hanya bertahan selama satu hari.

Sementara itu generator cadangan yang digunakan saat ini tidak lagi mampu menyalakan lemari es kamar mayat dan generator oksigen.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang dibangun pada 2011 dengan sumbangan masyarakat Indonesia sebesar US$8 juta. 

Setidaknya terdapat fasilitas berkapasitas 110 tempat tidur ini diresmikan pada 2016 oleh mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, yang menyebutnya sebagai “simbol kerja sama” antara Indonesia dan Palestina.

Namun sayangnya, rumah sakit ini kehabisan persediaan karena banyaknya jenazah yang menumpuk di tengah kekurangan tenaga kerja sejak serangan 7 Oktober 2023 kemarin.

Pengeboman tersebut menewaskan 195 orang dan melukai sedikitnya 777 orang, dan 120 orang masih hilang, kata Kantor Media Pemerintah Gaza pada Rabu.

Rumah sakit tersebut harus bekerja keras dengan sumber daya yang terbatas sejak serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. 

Para dokter di rumah sakit tersebut harus merawat para korban di koridor yang kurang steril. Tak jarang mereka juga hanya menggunakan senter sebagai penerangan karena listrik padam terus-menerus.

Bukan hanya itu tantangan yang harus dilewati, pada pekerja medis juga harus dihadapkan dengan kurangnya persediaan obat-obatan, pakaian paramedis, dan peralatan kesehatan lainnya juga semakin menipis.

Meskipun terjadi pengeboman, para relawan mengatakan layanan tetap tidak terganggu, tetapi mereka memohon kepada negara-negara dunia untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata.

Dikutip dari South China Morning Post, Fikri Rofiul Haq, seorang sukarelawan di Gaza dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) yang berbasis di Indonesia mengatakan jika korban di rumah sakit tersebut didominasi oleh anak-anak. 

Ia juga menggambarkan kondisi aula Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang selalu dipadati dengan pasien yang mengantre untuk mendapatkan obat atau pemeriksaan lanjutan oleh tim medis. 

Rumah Sakit Indonesia merupakan salah satu layanan kesehatan yang diminta untuk dikosongkan, sebab Israel mengancam akan mengebom area tersebut. Tapi orang-orang di sana tidak mau meninggalkan rumah sakit. 

Bahkan, hingga saat ini sekitar 2.000 keluarga Gaza mencari perlindungan dengan mendirikan kamp di halaman rumah sakit.

Bangunan Rumah Sakit Indonesia ini berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi dan terletak di kota Beit Lahia di utara Gaza.

Sementara itu, hingga hari ini setidaknya ada sebanyak 8.805 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza. 3.195 orang diantaranya merupakan anak-anak.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses