banner 728x250

Pasca Erupsi Gunung Ruang, 47 Rute Penerbangan di Bandara Sam Ratulangi Tertunda

TUTURPEDIA - Pasca Erupsi Gunung Ruang, 47 Rute Penerbangan di Bandara Sam Ratulangi Tertunda
Abu vulkanik Gunung Ruang membuat 47 rute penerbangan tertunda. Foto: BPBD Kabupaten Sitaro.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak Selasa lalu (16/4) berdampak pada penutupan operasional Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan bahwa tingkat bahaya Gunung Ruang telah meningkat ke kategori tertinggi sejak Rabu (17/4) malam karena aktivitas vulkanik yang terus meningkat.

Distribusi abu vulkanik Gunung Ruang juga terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis (18/4). Sejumlah wilayah terdampak abu vulkanik, di antaranya Kecamatan Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan.

Hingga Jumat (19/4/24), persebaran abu vulkanik masih mengganggu wilayah udara. Akibatnya, kondisi ini berdampak pada keamanan dan keselamatan penerbangan. Otoritas bandar udara (bandara) Sam Ratulangi telah menerbitkan notifikasi terkait kondisi tersebut.

“Ada sebanyak 47 rute penerbangan yang berdampak sampai hari kedua ini,” kata Maya Damayanti, selaku GM Bandara Samrat, Manado, Jumat (19/4/24).

Akibatnya ada ribuan penumpang dengan tujuan Jakarta, Surabaya, Sorong, Balikpapan, dan juga beberapa flight international yang terpaksa menunda keberangkatan melalui Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado.

“Sehingga ada sebanyak 6.165 penumpang yang harus menunda kembali keberangkatannya,” lanjut Maya.

Pihak Bandara Sam Ratulangi memberikan keringanan terhadap seluruh penumpang yang terdampak dengan segera melakukan reschedule ataupun refund di customer services di lobi keberangkatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah menetapkan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada level tertinggi atau IV (Awas) pada 17 April 2024, pukul 21.00 Wita.

BNPB mengimbau pada level tersebut masyarakat perlu tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif gunung. 

Selain itu, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut.

Masyarakat juga diimbau untuk selalu memakai masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda