banner 728x250

Pameran Jalur Rempah Jakarta 2023: Pengajuan Jadi Warisan Dunia Hingga Jamu yang Masuk Warisan Takbenda UNESCO

Pameran Jalur Rempah 2023. Foto: Instagram.com/pameranjalurrempah
Pameran Jalur Rempah 2023. Foto: Instagram.com/pameranjalurrempah
banner 120x600

Tuturpedia.com – Sebuah pameran digital yang merupakan bagian dari program Jalur Rempah, yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek akan diadakan mulai 9 Desember – 31 Desember 2023 di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta. 

Acara ini akan berlangsung selama 22 hari, dengan jadwal Senin s.d. Jumat pukul 10.00-16.00 WIB dan akhir pekan pukul 11.00-21.00 WIB. 

Pameran ini juga akan dibuka oleh penampilan musisi terkenal seperti Sal Priadi, Syarikat Idola Remaja, dan Pustaka.

Pameran ini bertujuan untuk menyajikan berbagai koleksi dan informasi mengenai peninggalan sejarah dan budaya rempah di beberapa titik area atau kota dalam lintasan Jalur Rempah Nusantara. 

Dengan melibatkan musisi ternama sebagai pembuka, pameran ini ingin memberikan pengalaman yang mendalam kepada pengunjung. 

Selain itu, pameran Jalur Rempah juga menggandeng beberapa museum, instansi, dan komunitas di Indonesia yang secara aktif merawat memori Rempah Nusantara. 

Mereka berkolaborasi untuk menyajikan artefak, arsip, manuskrip, memorabilia benda dan suara, gambar grafis, serta sejumlah hikayat yang dapat dinikmati oleh pengunjung di manapun mereka berada.

Pameran ini sejalan dengan upaya menyusun kembali Hikayat Jalur Rempah, dengan tujuan memuliakan masa lalu Rempah Nusantara untuk kesejahteraan Indonesia di masa depan. 

Sebagai bagian dari program Jalur Rempah, pameran ini bukan hanya tentang memamerkan koleksi, tetapi juga sebuah persembahan untuk memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan rempah.

Pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia

TUTURPEDIA - Pameran Jalur Rempah Jakarta 2023: Pengajuan Jadi Warisan Dunia Hingga Jamu yang Masuk Warisan Takbenda UNESCO
Foto: Unsplash.com/ Ameya Purohit

Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, tengah mempersiapkan pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia UNESCO. 

Alasan pengajuan ini melibatkan sejarah peradaban dunia dan dampak signifikan Jalur Rempah, seperti peran kuncinya dalam munculnya sistem kapitalisme ekonomi, berdirinya Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), dan dampaknya terhadap penjelajahan samudra serta kolonialisme yang memengaruhi geopolitik hingga kini.

Sejak 2017, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah melakukan berbagai kegiatan pendukung, termasuk diskusi intensif tentang peran Jalur Rempah dari perspektif Indonesia dan internasional. 

Kerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia juga dilakukan untuk mengidentifikasi dokumen-dokumen VOC terkait. 

Tahun ini persiapan teknis mencakup pencantuman Jalur Rempah sebagai Calon Daftar Sementara (Tentative List) baru.

Pengajuan sebagai Warisan Dunia ditargetkan pada 2024, memerlukan upaya bersama untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan mengedukasi generasi mendatang tentang pentingnya Jalur Rempah. 

Langkah-langkah termasuk pengembangan kebijakan keberlanjutan dan integrasi perlindungan Jalur Rempah dalam perencanaan dan koordinasi komprehensif. 

Rencana pengelolaan diperlukan untuk memastikan perlindungan Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value), menjaga agar warisan berharga ini tetap hidup dan bermanfaat bagi masa depan.

Jamu sebagai Warisan Takbenda UNESCO

TUTURPEDIA - Pameran Jalur Rempah Jakarta 2023: Pengajuan Jadi Warisan Dunia Hingga Jamu yang Masuk Warisan Takbenda UNESCO
Foto: Unsplash.com/Fauzan

Dalam konteks pelestarian warisan Indonesia, baru-baru ini, minuman tradisional kaya rempah, jamu, diumumkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada Rabu (6/12/2023). 

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyampaikan kabar ini melalui unggahan Instagramnya.

Budaya Sehat Jamu meliputi keterampilan tradisional dan nilai-nilai budaya yang terkait dengan obat-obatan alami tradisional yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah serta metode pengobatan tradisional yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan meningkatkan kekebalan tubuh. 

Budaya Jamu diyakini telah eksis sejak abad ke-8 Masehi, seperti yang terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini.

Dalam laman Kemlu, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Ismunandar menambahkan bahwa proses penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB UNESCO merupakan upaya bersama yang didorong dari komunitas lokal dan difasilitasi oleh Pemerintah. 

Keterlibatan masyarakat dalam proses ini diapresiasi oleh UNESCO dan dianggap sebagai contoh positif yang dapat diikuti oleh negara lain.

UNESCO juga mengakui bahwa Budaya Sehat Jamu mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk di antaranya Tujuan nomor 3, Kesehatan dan Kesejahteraan, nomor 5, Kesetaraan Gender, nomor 12, Produksi dan Konsumsi yang Bertanggungjawab, dan nomor 16, Kehidupan di Darat.

Dengan diadakannya pameran Jalur Rempah, pengunjung memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai jenis rempah yang terdapat dalam jamu, memahami sejarahnya, dan merasakan kekayaan Indonesia melalui pameran yang informatif dan edukatif. 

Pameran ini tidak hanya menjadi destinasi liburan akhir tahun yang menarik, tetapi juga sebuah kesempatan untuk meningkatkan pemahaman tentang warisan budaya dan sejarah Indonesia.***

Penulis: Muhamad Rifki

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses