BLORA, Tuturpedia.com – Di tengah hiruk pikuk modernitas, masih ada kisah-kisah sederhana yang menggetarkan hati. Salah satunya datang dari Hengki Wirawan Sundoro, nama yang tidak asing lagi di kalangan warga Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kamis, (20/11/2025).
Namun, popularitasnya bukan karena jabatan atau kekayaan, melainkan karena dedikasi tanpa pamrihnya dalam memburu Al-Qur’an.
Dengan menaiki sepeda motor tua yang tampak sederhana dan hanya berbekal tekad baja, Hengki secara rutin melakukan perjalanan jauh, melintasi batas-batas kabupaten, bahkan keluar provinsi Jawa Tengah. Tujuannya satu: menjemput bola donasi Al-Qur’an dari pintu ke pintu para pendonatur.
Terlihat dari foto, motor butut Hengki kerap dimuati tumpukan kotak berisi Al-Qur’an dan perlengkapan lain, diikat seadanya. Panas terik menyengat atau hujan deras mengguyur tak pernah menjadi penghalang. Misi mulianya adalah memastikan setiap Al-Qur’an yang terkumpul sampai ke tangan yang tepat: masyarakat, musholla, masjid, dan madrasah yang membutuhkan.
“Al-Qur’an tersebut nantinya akan diberikan kepada masyarakat, musholla, masjid dan madrasah yang membutuhkan,” demikian misinya.
Tak hanya fokus pada distribusi kitab suci, aksi mulia Pak Hengki semakin meluas. Terbaru, ia juga merambah kegiatan pembersihan tempat ibadah yang kotor, baik masjid maupun musholla.
Hal ini membuktikan bahwa semangat pengabdiannya tidak hanya terbatas pada literasi agama, tetapi juga pada kenyamanan dan kesucian tempat ibadah.
Pesan dan Kesan yang Menginspirasi dari Kisahnya
Kisah Hengki Wirawan Sundoro mengajarkan banyak hal tentang makna pengabdian, ketulusan, dan semangat hidup.
- Kekuatan Tekad Mengalahkan Keterbatasan:
Dengan modal sepeda motor tua, yang mungkin bagi sebagian orang adalah halangan, Pak Hengki membuktikan bahwa niat yang tulus dan tekad yang kuat dapat mengalahkan segala keterbatasan fisik dan materi. Ia mengajarkan bahwa berbuat kebaikan tidak harus menunggu kaya atau memiliki fasilitas mewah. - Ikhlas dalam Berjuang:
Perjalanan jauh yang menempuh panas dan hujan mencerminkan tingkat keikhlasan yang tinggi. Ia tidak mencari popularitas atau imbalan, melainkan fokus pada tujuan mulia untuk memfasilitasi umat mendapatkan Al-Qur’an dan tempat ibadah yang bersih. Ini adalah teladan nyata dari jihad dalam bentuk pengabdian sosial. - Pengabdian adalah Panggilan Jiwa:
Apa yang dilakukan Pak Hengki bukan hanya sekadar kegiatan sosial, melainkan sudah menjadi panggilan jiwa.
Ia tidak hanya mendistribusikan, tetapi juga berinisiatif membersihkan tempat ibadah, menunjukkan kepedulian holistik terhadap kebutuhan spiritual dan fisik komunitas.
Kisah Hengki Wirawan Sundoro adalah pengingat berharga bagi kita semua: bahwa pahlawan sejati seringkali adalah mereka yang bekerja dalam diam, menjemput rezeki spiritual orang lain dengan keringat dan ketulusan, bahkan di atas jok motor bututnya.

















