Tuturpedia.com – Over tourism di Jepang makin meresahkan warga lokal. Jepang menyebut fenomena ini dengan istilah ‘Kanko Kogai’ atau ‘polusi pariwisata’ yang mana menjelaskan bahwa pariwisata berlebihan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Banyak penduduk Jepang yang terkena dampak negatif dari pariwisata berlebihan dan ‘polusi pariwisata’ menggambarkan perasaan mereka dengan sempurna.
Meskipun jumlah turis di Jepang memiliki angka yang fluktuatif, namun di tahun 2024 ini Jepang menilai bahwa sektor pariwisatanya mengalami over tourism dengan jumlah angka turis internasional dalam periode Januari-Juli 2024 sebanyak 21.069.900 atau mengalami lonjakan kenaikan sebesar 61,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dikutip dari laman Romancing Japan, Senin (18/11/2024), ada beberapa keluhan dari warga lokal Jepang seiring meningkatnya pertumbuhan angka pariwisata negeri Sakura tersebut. Beberapanya adalah polusi suara serta penanganan sampah dan limbah, yang dikatakan mengganggu masyarakat setempat. Akibatnya, banyak yang menyerukan pembatasan wisatawan Jepang.
Tindakan Vandalisme di Jepang Mulai Meresahkan
Salah satu hal yang baru-baru ini meresahkan warga lokal Jepang adalah adanya tindakan vandalisme.
Dilansir dari laman Reuters, seorang pria Amerika telah ditangkap karena mencoret-coret Kuil Meiji Jingu di Tokyo, Jepang. Kepolisian Metropolitan Tokyo menuduh pria itu menggunakan kukunya untuk mengukir lima huruf diyakini mewakili nama keluarganya di pilar gerbang Torii di objek wisata populer tersebut.
Polisi mengonfirmasi penangkapan pria berusia 65 tahun tersebut pada hari Rabu (13/11/2024) di hotel tempat ia menginap. Ia diketahui telah berlibur di Jepang sejak hari Senin (11/11/2024).
Atas penangkapan warga negaranya, Staf Kedutaan Besar AS telah mengunjungi warga Amerika tersebut dan memberikan bantuan konsuler. Seorang juru bicara mengonfirmasi hal tersebut, namun mereka menolak memberikan rincian lebih lanjut karena masalah privasi.
Tindakan vandalisme ini menjadi salah satu tantangan terbaru yang harus diatasi oleh warga lokal Jepang di tengah lonjakan pariwisata.
Insiden vandalisme, mabuk-mabukan di tempat umum, dan “pariwisata berlebihan” di tempat-tempat populer telah memicu perdebatan tentang cara menangani banjir pengunjung dan mereka yang melanggar aturan.
Vandalisme yang dilakukan WNA asal Amerika tersebut menyusul dua insiden grafiti yang ditulis di pilar Kuil Yasukuni di Tokyo tahun 2024 ini.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah













