Tuturpedia.com – Berkolaborasi dengan Microsoft, OpenAI perangkat lunak yang dapat menghasilkan video berdurasi satu menit berdasarkan perintah teks pada Kamis (15/2) bernama Sora.
Perusahaan AI mengatakan Sora dapat menciptakan adegan yang realistis dan imajinatif dari instruksi teks.
Model text-to-video ini memungkinkan pengguna membuat video fotorealistik berdurasi hingga satu menit berdasarkan perintah yang mereka tulis.
“Sora dapat menghasilkan video berdurasi hingga satu menit dengan tetap menjaga kualitas visual dan mematuhi perintah pengguna. Sora mampu menghasilkan adegan kompleks dengan banyak karakter, jenis gerakan tertentu, dan detail subjek dan latar belakang yang akurat. Model memahami tidak hanya apa yang diminta pengguna dalam prompt, namun juga bagaimana hal-hal tersebut ada di dunia fisik,” tulis Open AI pada lamannya.
OpenAI mengklaim jika Sora mampu menafsirkan properti secara akurat dan menghasilkan karakter menarik yang mengekspresikan emosi yang hidup.
Dikutip dari laman The Verge, Minggu (18/2/24) Model ini juga dapat menghasilkan video berdasarkan gambar diam, serta mengisi frame yang hilang pada video yang ada atau memperluasnya.
Demo yang dibuat Sora yang disertakan dalam postingan blog OpenAI mencakup pemandangan udara California selama demam emas, video yang terlihat seperti diambil dari dalam kereta Tokyo, dan lain-lain.
Sebelumnya, generator teks-ke-gambar seperti Midjourney berada di garis depan dalam kemampuan model untuk mengubah kata menjadi gambar. Hingga akhirnya, Runway dan Pika meluncurkan model text-to-video yang mengesankan.
Generator model text-to-video semakin hits dan membuat Google ikut menggarap generator model ini dengan nama Lumiere. Generator dari Google inilah yang diperkirakan akan menjadi rival terberat Sora.
Saat ini, Sora masih dalam proses penggarapan Open AI. Sora saat ini hanya tersedia untuk “petugas tim merah” yang sedang menilai potensi bahaya dan risiko pada model tersebut.
Dalam pembuatan Sora, pihak OpenAI harus menghadapi konsekuensi dari video fotorealistik AI palsu yang kemungkinan disalahartikan, hal ini juga menjadi ancaman bagi sebagian orang.
OpenAI juga menawarkan akses ke beberapa seniman visual, desainer, dan pembuat film untuk mendapatkan masukan.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
