banner 728x250
Techno  

Omegle Resmi Ditutup Setelah 14 Tahun Beroperasi, Ini Alasannya

Omegle resmi ditutup setelah 14 tahun beroperasi, pendiri Omegle ungkap alasannya. Foto: gmanetwork.com
Omegle resmi ditutup setelah 14 tahun beroperasi, pendiri Omegle ungkap alasannya. Foto: gmanetwork.com
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Layanan obrolan chat dan video Omegle resmi ditutup setelah 14 tahun beroperasi. Leif K-Brooks selaku pendiri Omegle membuat pernyataan tertulis melalui laman resminya, yang berisi alasan mengapa situs Omegle berhenti.

Menyadari setiap alat komunikasi, salah satunya Omegle yang bisa menghubungkan seseorang dengan dunia luar memiliki kebaikan dan kejahatan di dalamnya. Menurut pernyataan Leif K-Brooks, keduanya terjadi di Omegle.

“Tidak ada penjelasan yang jujur mengenai Omegle tanpa mengakui bahwa beberapa orang telah menyalahgunakannya, termasuk untuk melakukan kejahatan yang sangat keji,” ungkap Leif K-Brooks, dilansir Tuturpedia.com dari laman resmi Omegle, Jumat (10/11/2023).

Walaupun begitu, Leif K-Brooks bercerita bahwa Omegle memberikan dampak yang positif meski di luar situs, tetapi hal-hal baik nampaknya tidak selalu berakhir baik.

“Omegle bekerja sama dengan lembaga penegak hukum, dan Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi, untuk membantu memenjarakan pelaku kejahatan di tempat seharusnya. Saat ini terdapat orang-orang yang membusuk di balik jeruji besi, sebagian berkat bukti yang dikumpulkan Omegle secara proaktif untuk melawan mereka, dan memberi tahu pihak berwenang,” ujarnya.

Bagi pendiri Omegle, hal tersebut merupakan pemberantasan kejahatan yang tidak ada habisnya. Sebab kejahatan yang dimaksud tidak sepenuhnya menghilang.

“Dalam beberapa tahun terakhir, sepertinya seluruh dunia menjadi lebih kejam. Mungkin hal ini ada hubungannya dengan pandemi ini, atau karena perbedaan pendapat politik. Apa pun alasannya, manusia menjadi lebih cepat menyerang, dan lebih lambat mengenali rasa kemanusiaan satu sama lain. Salah satu aspek dari hal ini adalah rentetan serangan terus-menerus terhadap layanan komunikasi, termasuk Omegle, berdasarkan perilaku sekelompok pengguna yang jahat,” terangnya.

Sementara itu, Leif K-Brooks mengaku bahwa dirinya selalu menerima saran yang membangun untuk menjadikan Omegle jadi lebih baik selama bertahun-tahun.

“Namun, serangan baru-baru ini tidak memberikan dampak yang konstruktif. Satu-satunya cara untuk menyenangkan orang-orang ini adalah dengan berhenti menawarkan layanan tersebut. Kadang-kadang mereka mengatakan demikian, secara eksplisit dan nyata, di lain waktu, hal ini dapat disimpulkan dari tindakan mereka dalam menetapkan standar yang tidak dapat dicapai secara manusiawi. Apa pun yang terjadi, hasil akhirnya tetap sama,” ucapnya.

Dengan tegas Leif K-Brooks mengatakan, Omegle menjadi target serangan yang korbannya adalah pengguna dari Omegle itu sendiri bahkan yang akan menggunakan Omegle. Lebih lanjut, ia bercerita ada pihak yang menginginkan Omegle dihilangkan, sehingga membuat Leif merasa cita-citanya berseberangan dengan hal itu.

“Ketika mereka mengatakan Omegle tidak boleh ada, mereka sebenarnya mengatakan bahwa Anda tidak boleh menggunakannya, bahwa Anda tidak boleh bertemu orang baru secara acak secara online. Gagasan tersebut bertentangan dengan cita-cita yang saya junjung, khususnya terhadap prinsip dasar masyarakat bebas, bahwa ketika pembatasan diberlakukan untuk mencegah kejahatan, beban pembatasan tersebut tidak boleh ditujukan pada korban yang tidak bersalah atau calon korban kejahatan,” jelasnya.

Leif K-Brooks mengungkapkan, Omegle bukan hanya satu-satunya layanan komunikasi online yang mengalami serangan.

Namun, perjuangan yang ia bangun untuk Omegle dengan fitur keamanan dasar anonimitas, banyak moderasi di balik layar, termasuk AI canggih yang bekerja sama dengan tim moderator manusia yang luar biasa dalam moderasi konten telah kalah.

“Dari lubuk hati saya, terima kasih kepada semua orang yang menggunakan Omegle untuk tujuan positif, dan kepada semua orang yang berkontribusi terhadap kesuksesan situs ini dengan cara apa pun. Aku sangat menyesal tidak bisa terus berjuang untukmu,” tutupnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses