Tuturpedia.com – Dalam pertemuan darurat yang diagendakan Iran dan Pakistan pada Rabu (7/8/2024), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyatakan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh pekan lalu.
Iran dan Palestina telah menyerukan pertemuan OKI di kota pesisir Jeddah, Saudi. Blok tersebut menggambarkan dirinya sebagai suara kolektif dunia muslim.
Hasil dari pertemuan tersebut, OKI menekankan bahwa pembunuhan Haniyeh selama ia tinggal di Teheran merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Piagam PBB, serangan terhadap integritas teritorial, dan keamanan nasional Iran.
Selain itu, OKI juga juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan gencatan senjata segera dan menyeluruh terhadap agresi Israel. OKI juga ingin PBB memastikan akses yang memadai dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.
Di tengah pernyataan yang dibuat oleh OKI yang dihadiri 57 negara tersebut, terdapat juga kekhawatiran tentang potensi eskalasi. Kekhawatiran ini terjadi khususnya sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan kemungkinan tindakan pembalasan dari Iran menyusul pembunuhan Haniyeh.
Kondisi ini tentu akan membahayakan prospek perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Meski begitu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan beberapa anggota OKI setuju dengan Washington bahwa eskalasi hanya akan memperburuk krisis yang sedang berlangsung di kawasan tersebut.
“Kami berharap bahwa pada pertemuan OKI tersebut terjadi hal yang sama seperti yang telah kami upayakan selama seminggu terakhir. Mereka tidak boleh mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan konflik,” kata Miller.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (8/8/2024), salah satu upaya AS dalam mewujudkan gencatan senjata telah dilakukan sejak Mei 2024. Presiden AS Joe Biden telah mengajukan proposal Israel bertahap untuk mengakhiri perang yang juga akan melepaskan tawanan Israel di Gaza dan tahanan Palestina di Israel. Proposal tersebut juga mengarah pada gencatan senjata yang abadi.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 10 bulan Israel menginvasi Gaza, Palestina. Sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan. Akibat dari invasi tersebut, ada sebanyak 40.000 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 91.000 terluka.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah