Semarang, Tuturpedia.com – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni budaya tradisional melalui dukungan aktif terhadap kesenian wayang. Setelah sukses menggelar “Wayang Orang on the Street” pada September lalu, Agustina akan menyelenggarakan “Festival Wayang Semesta” selama dua hari pada Jumat–Sabtu (7–8/11) di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang.
“Kami berupaya agar napas kesenian di Kota Semarang terus hidup dan tumbuh. Ini bukan sekadar menjaga budaya maupun kearifan lokal, melainkan juga bagaimana mewariskan nilai adi luhung wayang ke generasi muda,” ucapnya.
Selain dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2025, menurut Agustina, “Festival Wayang Semesta” menjadi ruang perayaan budaya kolaboratif yang menghadirkan kemegahan wayang dalam konteks yang fresh, terbuka, dan merakyat. Dia menambahkan, kegiatan-kegiatan dalam festival ini sangat beragam, di antaranya menampilkan wayang orang dan wayang kontemporer yang mempertemukan unsur-unsur tradisi dan modern.
“Akan ada wayang orang dari Ngesti Pandawa dan Sriwedari, wayang kulit Teater Lingkar Semarang, tari kolosal, dan lainnya. Banyak banget. Selama dua hari itu, ada beragam pertunjukan lintas maestro hingga generasi muda yang semuanya punya khas dan bentuk,” katanya.
Lebih jauh, Wali Kota menjanjikan bahwa “Festival Wayang Semesta” akan membawa masyarakat Kota Semarang mencoba berbagai experience jouney serba-serbi wayang, seperti mewarnai topeng wayang, membuat wayang, dan sebagainya. Bahkan, sebanyak seribu anak yang berasal dari berbagai sekolah di Kota Semarang serempak memainkan wayang dalam acara tersebut. “Kami ingin memotivasi anak-anak untuk mencintai dan melestarikan budaya sejak dini,” ungkapnya.
Agustina pun optimis jika pagelaran ini akan mampu menumbuhkan ekonomi kerakyatan kepada pelaku seni, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan ekonomi kreatif yang menampilkan produk fesyen, kriya, dan kuliner khas Kota Semarang. Dia menegaskan bahwa integrasi antara budaya dan ekonomi kreatif harus menjadi strategi pembangunan daerah. “Wayang sebagai warisan dunia sangat mampu menciptakan multiplier effect nyata terhadap perekonomian rakyat,” ujarnya.
Mengusung tema Semarang Semakin Hebat, Wayang Semakin Mendunia, “Festival Wayang Semesta” hadir untuk merayakan warisan budaya bangsa dengan kemegahan seni wayang yang dipadukan dengan sentuhan modern, pengalaman interaktif, serta kolaborasi seniman lintas generasi.
Selama dua hari, sejak siang berlanjut hingga malam hari, festival wayang ini akan diwarnai dengan serangkaian acara dalam menyambut Hari Wayang Nasional 2025. Dimulai dari Pasar UMKM, Wayang Experience, Panggung Komunitas, Pagelaran Wayang Kontemporer, 1.000 Wayang Cilik, Pagelaran Wayang Orang, hingga Pertunjukan Lintas Wayang.
Tidak hanya dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, “Festival Wayang Semesta” turut mendatangkan komedian Nunung dan Cak Lontong untuk memeriahkan dan menghibur masyarakat Kota Semarang. Festival ini terbuka bagi masyarakat umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
“Ayo, sedulur Semarang maupun di luar Kota Semarang, bisa hadir dan menyaksikan festival wayang tersebut. Mari kita bangun Kota Semarang menjadi kota budaya yang nyaman bagi tumbuhnya nilai-nilai kebudayaan,” pungkasnya.
