Tuturpedia.com – Umat Islam kini diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh di bulan Rajab 2024, dimulai sejak hari ini, Kamis (25/1/2024), yang bertepatan dengan 13 Rajab 2024 M/1445 H hingga 15 Rajab 2024 M/1445 H .
Pada Januari 2024, pelaksanaan puasa ayyamul bidh akan berlangsung pada rentang tanggal 25 hingga 27.
Puasa sunnah ayyamul bidh sendiri tidak hanya terbatas pada bulan Rajab, melainkan dapat dilaksanakan setiap bulannya, tepatnya pada 13–15 sesuai penanggalan Hijriah.
Terdapat keutamaan khusus bagi mereka yang berpuasa di bulan Rajab, yang dikenal sebagai bulan haram.
Hal ini dipercayai membawa keberkahan luar biasa, mengingat beribadah di bulan haram akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.
Lebih dari sekadar amalan rutin, puasa ayyamul bidh juga memiliki keutamaan tersendiri. Sebagaimana disampaikan dalam hadis yang menyatakan,
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).
Keistimewaan ini menjadikan puasa ayyamul bidh sebagai amalan yang memberikan pahala seolah-olah seseorang berpuasa sepanjang tahun.
Tak dapat dipungkiri, inilah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam mengenai niat puasa ayyamul bidh, terutama pada tanggal 13 Rajab 2024.
Niat untuk menjalankan puasa ayyamul bidh pada tanggal 13 Rajab 2024 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan niat puasa ayyamul bidh secara umum.
Sebagaimana disampaikan oleh NU Online, berikut adalah bacaan niat puasa ayyamul bidh yang dapat diucapkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa ayyamul bidh (hari-hari yang malamnya cerah) karena Allah Ta’ala.”
Berlanjut dari NU Online, selain meniatkannya dalam hati, disarankan bagi detikers untuk mengucapkannya secara lisan. Kapan sebaiknya niat tersebut diucapkan?
Dengan merujuk pada Al-Malibari, dalam Fathul Mu’în, juz II, halaman 223, niat puasa ayyamul bidh sebaiknya dimulai diucapkan mulai dari malam hingga siang hari sebelum waktu zawal (matahari mulai tergelincir ke barat).
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ayyamul Bidh
Tata cara pelaksanaan puasa ayyamul bidh tidak jauh berbeda dengan tata cara puasa pada umumnya.
Sebagai pengingat, berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan puasa ayyamul bidh:
1. Niat karena Allah Ta’ala
Setiap ibadah dimulai dengan niat. Niat dapat dinyatakan dengan kokoh di dalam hati, tanpa perlu diucapkan secara lisan.
2. Makan Sahur
Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama menjalani puasa sepanjang hari, sahur juga memberikan keberkahan pada makanan. Rasulullah SAW pernah menyatakan, “Makanlah sahur, karena sesungguhnya pada sahur terdapat berkah.” (HR. Bukhari no. 1923)
3. Melaksanakan Puasa
Setelah sahur, langkah selanjutnya adalah memulai puasa dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
4. Menjaga Diri selama Berpuasa
Selama menjalani puasa, sangat penting bagi kaum muslimin untuk menjaga diri dari perilaku yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi pahala ibadah, seperti berkata kasar dan melakukan perbuatan negatif lainnya.
5. Memperbanyak Amal Saleh selama Berpuasa
Berpuasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga mencakup meningkatkan amal saleh. Selama berpuasa, disarankan untuk sibuk dengan amal kebaikan, seperti mendirikan salat sunah, membaca Al-Qur’an, dan melakukan sedekah.
6. Menyegerakan Berbuka ketika Sudah Masuk Waktunya
Berbuka puasa sebaiknya dilakukan pada awal waktu. Ketika azan berkumandang, segera batalkan puasa. Adab ini ditegaskan dalam hadis di mana Nabi SAW menyatakan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Ibnu Majah, sahih menurut Al-Albani).
7. Membaca Doa Buka Puasa
Penting untuk mengetahui doa buka puasa yang sahih sesuai ajaran Rasulullah. Berikut adalah bacaan doa beserta artinya:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah” (HR. Abu Daud no. 2357, hasan).
Dengan demikian, niat puasa ayyamul bidh tidak hanya menjadi rangkaian kata-kata, melainkan merupakan serangkaian amalan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.
Mari kita amalkan dengan sungguh-sungguh, karena setiap amalan yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa dari-Nya!***
Penulis: Muhamad Rifki
Editor: Nurul Huda