Tuturpedia.com – Topik soal teror debt collector pinjaman online (DC pinjol) tengah jadi sorotan netizen akhir-akhir ini.
Terutama teror dalam bentuk pesanan atau order fiktif dari aplikasi pemesanan online.
Salah satunya terjadi dalam kasus seorang pria berinisial K yang harus mengembalikan uang hingga nyaris Rp19 juta, padahal nominal yang ia pinjam hanya Rp9,4 juta.
Begitu ia kesulitan membayar, ia pun mendapatkan teror DC pinjol sampai dipecat dari instansi tempat ia bekerja.
Tak hanya itu saja, ia juga didatangi order fiktif yang dikirim DC pinjol ke alamat rumahnya.
Karena teror yang terus-menerus datang, K akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya pada Mei 2023 kemarin, seperti yang dilansir Tuturpedia.com dari akun X (dulu Twitter) @rakyatvspinjol.
Bentuk teror seperti ini rupanya tak hanya dialami oleh almarhum K, tapi juga para nasabah atau debitur pinjol lainnya.
Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun @rakyatvspinjol pada Minggu (19/09).
Dalam unggahan tersebut, akun @rakyatvspinjol membagikan kronologi dari salah satu debitur yang mendapatkan teror order fiktif dari DC pinjol.
“Jatuh tempo pertama jatuh pada tanggal 9 Agustus 2023. Satu hari lewat dari jatuh tempo, teror dan ancaman mulai berdatangan. Teror tersebut berupa SMS, chat Whatsapp, dan spam call,” lapor debitur, seperti yang diunggah oleh akun @rakyatvspinjol.
“Tanggal 13 Agustus 2023 adalah pertama kali saya mendapatkan teroran orderan fiktif. Order fiktif tersebut berlanjut di tanggal 14, 15, 16, 17 Agustus. Satu hari satu orderan fiktif,” lanjutnya.
Puncaknya, pihak pinjol meneror dengan mendatangkan hingga tujuh order fiktif pada 18 Agustus 2023.
Motif di Balik Order Fiktif
Lantas, apa motif di balik tindakan DC pinjol melakukan teror lewat order fiktif?
Berdasarkan penjelasan dari akun @rakyatvspinjol, motifnya sangat simpel, yaitu untuk meneror debitur.
Bahkan, teror berbentuk order fiktif ini juga sering jadi salah satu bentuk ancaman DC pinjol melalui Whatsapp ataupun SMS.
Langkah ini juga dikritik oleh @rakyatvspinjol. Pasalnya, DC pinjol dinilai memanfaatkan para driver ojek online (ojol) yang notabene juga bekerja mencari nafkah.
Mekanisme Teror Order Fiktif DC Pinjol
Cara DC pinjol meneror debitur yang menunggak dilakukan seperti ini.
Pertama, DC pinjol membuat pesanan terlebih dahulu lewat aplikasi dengan metode pembayaran tunai. Order tersebut kemudian ditujukan ke alamat debitur.
Setelah pesanan makanan siap diantar, driver ojol yang tidak tahu-menahu sama sekali akan mengantarkannya ke alamat tujuan yang tertera.
Begitu tiba di alamat debitur, tentu saja pihak debitur sama sekali tidak tahu soal pesanan tersebut.
Sementara itu, driver akan meminta pembayaran ke debitur karena ia memang sudah melakukan tugasnya.
Kemudian DC pinjol akan menelepon driver ojol tersebut dan meminta untuk disambungkan langsung ke debitur menggunakan HP driver tersebut.
Lantaran adanya modus teror pinjol yang seperti ini, banyak netizen yang kemudian memberikan peringatan kepada driver agar tidak ikut menjadi korban.
“Hati-hati karena driver ojol jadi korban juga, mending COD di-off-kan dulu,” pesan akun @tjandra****.
Tak hanya itu, banyak netizen yang turut menunjukkan keprihatinan mereka kepada pihak driver yang seolah ikut terseret dan dirugikan oleh teror DC pinjol.
“Jujur aku sedih banget dengan kasus ini, apalagi ikut merugikan teman-teman driver online. Bagaimana nasib mereka yang sudah nalangin duluan kemudian ga dibayar?” tulis akun @syifazzah***.
“Ngebacanya aja udah bikin tensi gw naik,” imbuh akun @raininginmya***.
“Dzalimnya ke ojol dan penjual makanannya tuh. Mereka ga tau apa-apa padahal,” komentar @puteriput***.
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda
