Tuturpedia.com – Pada hari Rabu (7/2/24) kemarin, secara resmi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak proposal gencatan senjata Ham*s di Palestina.
Netanyahu menyampaikan hal tersebut sehari setelah Ham*s mengatakan pihaknya telah menyampaikan tanggapannya terhadap usulan kesepakatan gencatan senjata di Palestina.
Sebelumnya, diketahui Ham*s menawarkan proposal gencatan senjata di Palestina selama empat setengah bulan lamanya.
Di mana proposal tersebut juga memuat beberapa fase tuntutan, yaitu pembebasan semua sandera, penarikan pasukan tentara Israel di Palestina, dan kesepakatan mengakhiri invasi Israel di Palestina.
Namun, proposal tersebut dianggap menantang janji utama Israel untuk terus berperang hingga Ham*s hancur.
Sehingga, proposal tersebut ditolak oleh pihak Israel dengan mengatakan kemenangan sudah dekat dan menjamin kekalahan total dari gerakan yang menguasai jalur yang diblokade tersebut, yang akan menjamin keamanan Israel.
“Kami berada di jalur menuju kemenangan total. Kemenangan sudah dekat, Hanya kemenangan total yang akan memungkinkan kita memulihkan keamanan di Israel, baik di utara maupun di selatan,” kata Netanyahu pada konferensi pers.
Netanyahu juga mengatakan jika proposal Ham*s tersebut sebagai “delusi”. Netanyahu juga berjanji untuk menghancurkan gerakan Islam tersebut.
Netanyahu Dikecam oleh Koalisinya
Netanyahu berada di bawah tekanan dari anggota sayap kanan pemerintahan koalisinya, yang mengatakan mereka akan mundur jika Netanyahu gagal memberantas Ham*s. Netanyahu pun mendapatkan tekanan dari keluarga sandera yang menuntut kesepakatan untuk memulangkan keluarga mereka.
Hingga saat ini Israel masih berusaha untuk menginvasi daerah Khan Younis dan Rafah.
Invasi udara dan darat Israel di Palestina telah menewaskan sedikitnya 27.500 warga Palestina, membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Palestina menjadi pengungsi. Hal ini dinilai sebagai bencana kemanusiaan, yang memicu tuduhan genosida, yang dibantah oleh Israel, di Mahkamah Internasional.
Sementara itu, invasi ini juga memicu 1.200 orang Israel tewas dan 253 orang lainnya disandera. Selama invasi berlangsung, 110 sandera Israel dan asing dibebaskan dengan imbalan 240 warga Palestina yang ditahan Israel.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah