Tuturpedia.com – Rencana kepindahan winger Chelsea, Hakim Ziyech ke Al-Nassr berpotensi gagal karena ia tak lulus dalam dua kali percobaan tes medis.
Padahal sebelumnya, Ziyech berpotensi pindah ke klub asal Arab Saudi tersebut dengan kontrak selama tiga tahun hingga musim 2025/2026.
Kejadian ini mengulangi kegagalan Hakim Ziyech yang sudah ingin hengkang dari Chelsea pada bursa transfer musim dingin lalu.
Menurut laporan jurnalis Fabrizio Romano, Ziyech sudah dipastikan akan hijrah ke Paris Saint-Germain dengan status pemain pinjaman.
Namun, kepindahannya harus gagal sebab manajemen Chelsea tiga kali salah mengirim dokumen kepindahan Ziyech.
Sepanjang karirnya, Hakim Ziyech memang seringkali mengalami kenaikan dan penurunan performa. Lalu bagaimana sebenarnya perjalanan karir Hakim Ziyech? Berikut ulasannya
Awal Kisah Hakim Ziyech
Hakim Ziyech adalah pemain berdarah Maroko-Belanda yang lahir pada 19 Maret 1993. Ia adalah anak bungsu dari delapan bersaudara.
Sejak kecil, Hakim Ziyech telah merasakan getirnya kehidupan. Hal tersebut terjadi setelah sang ayah pergi meninggalkannya saat masih 10 tahun.
Hal ini membuat ibu Ziyech pontang-panting membiayai dirinya dan delapan saudara Hakim Ziyech.
Di tengah kondisi ini, Sepak bola datang dan menyelamatkan keluarga Ziyech. Ia berhasil masuk ke Reel and ASV, sebuah akademi sepakbola local di Dronten, Kota kelahiran Ziyech.
Sejatinya, dua saudara Ziyech juga ikut masuk ke akademi, namun hanya Ziyech yang mampu bertahan.
Pada usia 14 tahun, Ziyech bergabung dengan Heerenveen, di klub inilah ia menjajal kompetisi professional untuk pertama kalinya.
Setelah 4 tahun sukses membela akademi Heerenveen, Ziyech naik ke tim utama dan bermain di liga utama Belanda, Eredivisie.
Moncer di Eredivisie
Mengutip dari Transfermarkt, saat membela tim utama Heerenveen, Hakim Ziyech sukses mencatatkan 14 gol dan 11 assist dalam 46 bpenampilan.
Berkat hasil baik tersebut, Ziyech kemudian direkrut oleh Twente Enschede FC pada tahun 2014.
Namun, baru dua musim bermain untuk Twente, Ziyech harus pindah lagi sebab klubnya itu mengalami krisis keuangan.
Ajax Amsterdam lalu menjadi pelabuhan Ziyech berikutnya. Performanya kian menanjak dan patut diacungi jempol.
Dalam laporan statistik Transfermarkt, Ziyech berhasil mencatatkan 49 gol dan 81 assist dalam 165 penampilan bersama Ajax Amsterdam.
Hal ini menuai banyak pujian dari berbagai pihak, salah satunya dari seorang pengamat sepak bola Belanda, Marcel van der Kraan.
Van der Kraan menyebut Ziyech sebagai sosok yang tangguh dan pantang menyerah.
“Dia sosok yang pantang menyerah, dia telah melalui banyak hal dalam kehidupan dan awal yang sulit bersama Ajax,” ungkap Van der Kraan, kala itu.
Hijrah ke Chelsea
Setelah mengantarkan Ajax Amsterdam menyabet dua trofi kompetisi domestik dan lolos ke Semifinal Liga Champions, Ziyech memutuskan menerima pinangan Chelsea.
Klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut, membeli Ziyech dengan harga 35 juta Poundsterling.
Di Chelsea, jam terbang Ziyech, terutama dalam kompetisi Eropa semakin moncer. Ia ada dalam performa terbaiknya selama dua musim awal membela Chelsea.
Pemain yang saat ini berusia 30 tahun tersebut, berhasil mengantarkan Chelsea menjuarai Liga Champions Eropa, UEFA Super Cup dan Piala Dunia antar Klub.
Kejayaan Ziyech mulai meredup pada musim 2021/2022. Ia banyak mengisi bangku cadangan seiring dengan kekalahannya dalam bersaing dengan beberapa winger Chelsea lain seperti Mason Mount dan Christian Pulisic.
Hal ini diperparah setelah kepemilikan Chelsea diambil alih oleh konglomert asal Amerika Serikat, Todd Boehly, yang jor-joran menggelontorkan uang untuk merekrut banyak pemain baru.
Situasi ini membuat Ziyech akhirnya harus mempertimbangkan untuk pindah ke klub baru agar mendapatkan waktu bermain regular.
Gagal Dipinjamkan ke PSG
Pada bursa transfer musim dingin 2022/2023, Ziyech dilirik oleh Paris Saint-Germain (PSG).
Klub asal Perancis tersebut hendak meminjam Ziyech untuk memenuhi kebutuhan winger mereka.
Namun, rencana itu kemudian gagal setelah asosiasi Liga Perancis (LFP) menolak meratifikasi kontrak Ziyech.
Mengutip dari AFP, kegagalan transfer Ziyech tersebut dikarenakan dokumen yang diperlukan tiba melewati batas waktu transfer yang telah ditentukan.
Sejatinya PSG telah mencoba meminta LFP untuk menyetujui kesepakatan tersebut gagal.
Ziyech sebenarnya telah lulus tes medis dan sudah mencapai kesepakatan klub untuk peminjamannya ke PSG hingga akhir musim 2022/2023.
Namun, The Blues gagal mengirimkan dokumen yang diperlukan tepat waktu agar kepindahan pemain sayap berusia 30 tahun itu selesai sesuai tenggat waktu.
Sebagai informasi, Ziyech telah menjadi incaran PSG untuk mengisi posisi Winger kanan mereka menyusul kepergian Pablo Sarabia ke Wolverhampton Wanderers pada awal Januari 2023.
Berpotensi Gagal Pindah ke Al-Nassr
Pada Bursa Transfer Musim Panas 2023/2024, Ziyech berniat untuk angkat koper dari Chelsea ke Al-Nassr.
Namun kepindahannya ini berpotensi gagal karena dirinya sudah dua kali tidak lulus tes medis.
Kabar terbaru dari CBS yang mengutip Tribal Footbal menyebutkan, kepindahan Ziyech bakal gagal karena klub raksasa Arab Saudi tersebut, menemukan masalah pinggul dan lutut dalam pemeriksaan medisnya.
Sebagai informasi, Ziyech sudah gagal melewati tes medis pertamanya pada Kamis (29/6/2023) pekan lalu.
Namun, Al-Nassr masih memberi kesempatan dengan melakukan tes media kedua sehari setelahnya.
Sayangnya, hasil tes medis kedua tersebut masih tidak dapat menghilangkan kekhawatiran Al-Nassr sehingga klub mulai berubah pikiran untuk merekrut Ziyech.
Al-Nassr sebenarnya masih bisa tetap merekrut Ziyech dengan nilai kesepakatan dan gaji yang jauh lebih rendah daripada kesepakatan awal. Namun, Ziyech diprediksi bakal menolak proposal tersebut.***
Penulis: Rizal Akbar
Editor: M. Rain Daling