Surakarta, Tuturpedia.com — Pengalaman naik bus Trans Jateng kini makin praktis dan efisien, terutama dengan hadirnya beragam pilihan pembayaran nontunai yang terus diperluas. Tak hanya sekadar cepat, sistem cashless ini juga membuat tarif terasa lebih terjangkau, terutama bagi pelajar dan lansia.
Di Koridor 7 rute Solo–Wonogiri, Kamis (18/9/2025), kemudahan ini dirasakan langsung oleh Fani, seorang mahasiswi asal Wonogiri yang kerap pulang pergi menggunakan Trans Jateng. Baginya, membayar ongkos hanya dengan satu tap menggunakan kartu e-money sudah menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
“Sekarang tinggal tap, langsung beres. Praktis banget, enggak perlu nyari uang receh. Dan enaknya lagi, tarif buat mahasiswa cuma seribu rupiah,” katanya sambil tersenyum usai naik dari Terminal Tirtonadi.
Cerita serupa datang dari Diah, warga senior asal Wonogiri yang rutin bepergian ke Surakarta. Ia memilih menggunakan aplikasi mobile banking untuk pembayaran. Selain simpel, ia juga menikmati promo tarif khusus yang ditawarkan bagi penumpang lanjut usia.
“Kadang saya pakai mobile banking, lebih cepat dan sering ada diskon. Kalau lansia kayak saya ini, tarifnya cuma seribu. Harapannya sih busnya bisa lebih banyak dan rutenya tambah luas,” ujar Diah.
Meski pembayaran tunai masih mendominasi, tren penggunaan metode nontunai menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut Eka Suryaningsih, petugas layanan di Koridor 7, saat ini sekitar 40 persen penumpang telah beralih ke pembayaran digital, sementara sisanya masih menggunakan uang tunai.
“Setiap hari penumpang bisa sampai hampir 4.000 orang. Dari jumlah itu, sekitar 700 sampai 800 orang sudah pakai sistem nontunai,” jelasnya.
Dinas Perhubungan Jawa Tengah melalui Balai Transportasi terus mendorong modernisasi sistem pembayaran di armada Trans Jateng. Kepala Balai Transportasi, Agung Pramono, menyebutkan, saat ini pengguna bisa memilih berbagai metode digital mulai dari Astrapay, Kartu Multi Trip, hingga uang elektronik dari bank-bank besar seperti Mandiri, BNI, BRI, dan BCA.
Yang terbaru, hadirnya aplikasi Si Anteng (Sistem Informasi Pelayanan Trans Jateng) dari Bank Jateng, menawarkan kemudahan pembayaran melalui fitur QRIS dan teknologi QRIS Tap berbasis NFC. Fitur ini memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel ke alat pemindai untuk membayar ongkos.
“Peningkatan penggunaan sistem cashless setiap tahunnya cukup stabil. Tahun ini sudah tembus 8,7 persen dari total pengguna Trans Jateng yang mencapai 9 juta orang per tahun. Targetnya, akhir tahun ini bisa naik ke angka 10 persen,” terang Agung.
Trans Jateng sendiri kini telah melayani tujuh koridor yang menjangkau 14 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dalam sehari, semua koridor itu mampu mengangkut hampir 27 ribu penumpang. Kehadiran transportasi massal ini tidak hanya memberikan kemudahan mobilitas, tapi juga mendorong perubahan perilaku masyarakat dari penggunaan kendaraan pribadi ke moda umum.
Berdasarkan data terbaru, tingkat peralihan dari kendaraan pribadi ke Trans Jateng kini mencapai lebih dari 52 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya dan nyaman menggunakan transportasi publik yang aman, murah, dan makin modern.
Dengan inovasi yang terus dikembangkan, Trans Jateng perlahan tapi pasti membuktikan diri sebagai pilihan transportasi yang tak hanya efisien, tapi juga relevan dengan kebutuhan zaman.***
Penulis: Rizal Akbar || Editor: Permadani T.