banner 728x250

Musim Kemarau tapi Suhu Udara di Indonesia Makin Dingin Tiap Pagi dan Malam Hari, Ini Penyebabnya 

Ilustrasi warga Indonesia yang kedinginan akibat suhu udara akhir-akhir ini. Foto: pexels.com/olly
Ilustrasi warga Indonesia yang kedinginan akibat suhu udara akhir-akhir ini. Foto: pexels.com/olly
banner 120x600

Tuturpedia.com – Banyak warganet di X atau Twitter yang ramai membahas soal suhu dingin yang terjadi di pagi dan malam hari. 

Dikutip Tuturpedia.com, Senin (15/7/2024),  para warganet mengeluhkan suhu udara yang jauh lebih dingin di daerahnya dibandingkan hari biasanya. 

Salah satu warganet @ris*** membuat cuitan di X, yang mengatakan bahwa akhir-akhir ini udara jauh lebih dingin dari biasanya. 

“Dingin banget akhir akhir ini,” tulis akun tersebut. 

Kemudian tak sedikit pengguna X yang juga membenarkan cuitan tersebut, akun @ris*** pun kembali membuat cuitan yang menjelaskan soal penyebab cuaca dingin tersebut disebabkan oleh fenomena aphelion. 

Fenomena ini merupakan fenomena di mana bumi berada sangat jauh dari matahari. Meskipun tak bisa melihatnya secara langsung, namun dampaknya dapat terasa. 

Dampak dari fenomena ini menyebabkan cuaca akan menjadi lebih dingin dari sebelumnya dan mengakibatkan tubuh bisa dengan lebih mudah flu, batuk, dan sesak napas. Adapun fenomena ini diduga akan berlangsung sampai bulan Agustus. 

“Mulai pagi besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, di mana letak bumi akan sangat jauh dari matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus,” ujar akun @ris***.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memberikan penjelasan penyebab terjadinya suhu dingin akhir-akhir ini. 

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa penyebab suhu dingin tersebut lantaran adanya angin monsun Australia. Angin ini bersifat kering namun membawa sedikit uap air sehingga mempengaruhi terjadinya kemarau di Indonesia. 

Angin monsun ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati Indonesia dan perairan Samudra Hindia. Tak hanya itu saja, perubahan suhu udara yang makin dingin juga dipengaruhi oleh suhu permukaan laut di Samudra Hindia yang relatif lebih rendah dan membawanya ke wilayah Indonesia. 

Guswanto juga menambahkan jika suhu dingin akan semakin terasa saat malam hari karena suhu mencapai titik minimumnya. 

“Apalagi pada malam hari, di saat suhu mencapai titik minimumnya,” kata Guswanto.

Meskipun begitu, fenomena monsun Australia dengan membawa suhu dingin ini merupakan fenomena rutin yang terjadi di setiap tahunnya dan termasuk fenomena biasa. 

Suhu dingin yang terjadi belakangan ini akan terasa di beberapa wilayah selatan khatulistiwa seperti pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. 

Lebih lanjut, ia menambahkan jika fenomena ini akan terjadi menjelang puncak musim kemarau yakni pada bulan Juli hingga Agustus. Namun bisa juga terjadi lebih lama sampai dengan bulan September 2024 mendatang.***

Penulis: Niawati.

Editor: Annisaa Rahmah.