Tuturpedia.com – Joe Hisaishi, komposer yang populer sebagai pembuat musik dalam film animasi dari Studio Ghibli memberi pernyataan terhadap penggunaan tanpa izin dari karyanya.
Ia menyoroti fenomena pembawaan dan aransemen musik gubahannya dalam berbagai konser di seluruh dunia yang dilakukan tanpa izin sang komposer maupun label rekaman Wonder City Inc.
Beberapa konser bahkan mencatut nama Hisaishi dalam judul sehingga menimbulkan asumsi dari masyarakat akan kehadiran sang komposer dalam konser.
“Membawakan musiknya tanpa izin merupakan pelanggaran hak cipta dan hak moral dari komposer dan sama sekali tidak dapat diterima,” tulis label Wonder City Inc dalam bahasa Inggris dan Jepang melalui Instagram pribadi sang komposer di @joehisaishi.official.
Untuk membawakan musik Hisaishi, seseorang perlu mengajukan permohonan ke organisasi yang mengatur hak cipta sementara, untuk mengaransemen musik diperlukan izin resmi dari komposer.
Hisaishi telah dikenal dunia sebagai komposer untuk jejeran film animasi Studio Ghibli yang paling banyak meraih sambutan baik dari masyarakat maupun kritikus film.
Di antaranya adalah My Neighbor Totoro (1988), Kiki’s Delivery Service (1989), Princess Mononoke (1997), Spirited Away (2001), Howl’s Moving Castle (2004), Ponyo (2008), hingga The Boy and the Heron (2023).
Salah satu lagu buatannya yang paling sering diputar adalah Merry-Go-Around Life yang menjadi soundtrack dari Howl’s Moving Castle.
Soundtrack menjadi salah satu komponen paling penting dari film-film besutan Studio Ghibli yang didirikan animator dan sutradara Hayao Miyazaki. Selain keindahan animasi dan cerita, musik menjadi komponen film yang paling menyihir penggemar film Ghibli sehingga Miyazaki dan Hisaishi dianggap sebagai dua sosok terpenting dalam sejarah Ghibli.
Kepopuleran musik Hisaishi membuatnya banyak dimanfaatkan sebagai tema dari pertunjukan orkestra di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk menggaet penggemar film Ghibli.
Pertunjukan yang dimaksudkan sebagai kegiatan komersial ini sayangnya tidak jarang diselenggarakan tanpa sepengetahuan sang komposer maupun label rekaman yang menaungi karyanya.***
Penulis: Fadillah Wiyoto.
Editor: Annisaa Rahmah.
