banner 728x250

Momen Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Kesenjangan Fasilitas Pendidikan di Desa dan Kota

TUTURPEDIA - Momen Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Kesenjangan Fasilitas Pendidikan di Desa dan Kota
Puan Maharani soroti pentingnya ekosistem pendidikan demi terciptanya SDM unggul. FOTO: Laman DPR RI.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti adanya kesenjangan fasilitas pendidikan di wilayah desa dan kota di Indonesia. Menurut Puan, hal ini menjadi salah satu tantangan utama dalam pemerataan pendidikan dalam negeri.

“Saat ini masih ada kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Seperti diketahui, kebanyakan sekolah berkualitas tinggi terletak di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan masih kekurangan fasilitas pendidikan yang memadai sehingga ada kesenjangan kualitas pendidikan,” ungkap Puan dalam momen peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Kamis (2/5/2024).

Lantaran masih ada kesenjangan, pemerintah bertugas memastikan semua anak di Indonesia memperoleh kualitas pendidikan yang sama. Termasuk membenahi sarana dan prasarana, serta infrastruktur pendukung pendidikan.

“Infrastruktur pendukung pendidikan sendiri masih banyak diperlukan, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Tidak sedikit anak yang masih kesulitan mengakses sekolah karena jarak yang jauh, atau infrastruktur yang tidak memadai,” lanjut Puan.

Selain aksesibilitas, kurangnya infrastruktur teknologi di daerah 3T juga dinilai menjadi tantangan di dunia pendidikan.

Puan mengatakan, menjaga ekosistem pendidikan yang baik penting bagi terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul. 

Dia pun berharap agar peringatan Hari Pendidikan Nasional tidak dijadikan hanya sebagai seremoni semata. Puan mengingatkan pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan negara sehingga setiap unsur dari pendidikan perlu terus mendapat perhatian.

“Termasuk dalam hal kualitas pendidikan sebagai modal bagi Indonesia menciptakan SDM yang akan berkontribusi membangun bangsa seperti cita-cita luhur Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara,” tuturnya.

Pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia sendiri masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup kompleks. Sebab itu, dirinya meminta agar pemerintah terus mengevaluasi kinerja pelayanan pendidikan, demi memastikan semua anak memperoleh kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

Soroti Masalah Biaya Pendidikan yang Tinggi

Puan juga menyoroti mengenai beban biaya pendidikan yang tinggi, sebab tidak sedikit anak dari keluarga miskin yang akhirnya terpaksa putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu mendukung pembelian buku, seragam, biaya transportasi, dan biaya-biaya sekolah lainnya. Belum lagi beberapa kebijakan di bidang pendidikan yang kurang efektif.

“Saya sering sekali mendengar banyak anak dari keluarga kurang mampu tidak bisa masuk sekolah negeri akibat kendala-kendala teknis peraturan,” terang Puan.

“Ada juga yang terpaksa masuk ke sekolah swasta dengan biaya besar lalu berhenti di tengah jalan karena kesulitan biaya. Tak sedikit pula anak yang lulus sekolah tidak bisa mendapat ijazah karena ada tunggakan pembayaran. Masalah seperti ini harus jadi perhatian pemerintah,” sambung dia.

Sehingga dirinya mendorong Pemerintah untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang baik. 

Menurutnya bantuan bagi anak dari keluarga kurang mampu, harus dibarengi dengan aksesibilitas untuk semua lapisan masyarakat dalam mengakses pendidikan.

“Bagaimana ekosistem pendidikan itu dapat memastikan anak-anak, yang tidak mendapat kesempatan masuk ke sekolah negeri, agar dapat tetap bersekolah dengan biaya terjangkau dan kualitas yang sama baiknya,” papar Puan.***

Penulis: Angghi Novita

Editor: Nurul Huda