banner 728x250
Health  

Mitos atau Fakta? Susu Bubuk Tidak Boleh Diseduh Air Panas, Begini Faktanya!

Suhu yang tepat untuk menyeduh susu bubuk. Foto: Pexels.com/Towfiqu barbhuiya
Suhu yang tepat untuk menyeduh susu bubuk. Foto: Pexels.com/Towfiqu barbhuiya
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Seiring dengan maraknya informasi seputar kesehatan ibu hamil, tak sedikit mitos yang juga ikut berkembang.

Salah satu yang tengah menjadi perbincangan adalah tentang tata cara penyeduhan susu hamil bubuk

Dikutip Tuturpedia.com dari postingan akun menfess kuliner @FOODFESS2, seorang sender menanyakan kebenaran tentang isu susu bubuk yang tidak boleh diseduh dengan air panas.

Pada unggahan itu juga dia melampirkan tangkapan layar kolom komentar sebuah konten TikTok yang mengatakan jika air panas bisa merusak kandungan zat besi pada susu. 

Tapi, apakah benar susu bubuk tidak dianjurkan diseduh menggunakan air panas? Ataukah ini hanya sekadar mitos yang perlu kita telaah lebih dalam?

Supaya hal viral ini tidak menyesatkanmu, kamu perlu mengetahui dengan jelas fakta-fakta seputar susu hamil bubuk dan air panas dalam artikel ini. Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini! 

Fakta Tentang Susu Bubuk

Susu bubuk adalah produk komersial yang sudah ada sejak 1868. Sejak saat itu susu jenis ini memiliki sejarah panjang sebagai produk makanan yang stabil secara mikrobiologis dan aman. 

Menurut sebuah Jurnal ‘Microorganisms in Milk Powders’ (2022), susu bubuk bukanlah produk yang sepenuhnya steril.

Bakteri yang mendominasi susu bubuk merupakan pembentuk spora yang mampu bertahan pada berbagai tahap pemanasan yang dilakukan selama proses pengeringan. 

Populasi pembentuk spora ini dapat berasal dari susu mentah (dari sumber di peternakan) (mesofil) atau dalam proses produksi itu sendiri (termofil dan termofil fakultatif).

Agar dapat diterima oleh konsumen dan pengguna bahan, susu bubuk harus berkualitas baik. Sehingga susu jenis ini diproduksi dengan memenuhi spesifikasi dan standar komposisi tertentu.

Serangkaian spesifikasi teknis lainnya telah dikembangkan untuk karakterisasi susu bubuk guna memastikan bahwa susu bubuk tersebut memiliki kinerja fungsional yang diperlukan dalam aplikasi target tertentu.

Susu bubuk mungkin memiliki komposisi yang serupa, tetapi memiliki sifat fungsional yang berbeda.

Oleh karena itu, susu bubuk digunakan dalam banyak aplikasi. Contohnya, susu bubuk instan yang mudah larut dalam air digunakan konsumen sebagai pengganti susu segar dan campuran minuman. 

Di pasaran juga tersedia berbagai produk susu bubuk yang diperkaya nutrisi yang telah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai tahap kehidupan. Termasuk bubuk yang diperkaya dengan berbagai nutrisi, seperti kalsium, zat besi, dan folat.

Benarkah Susu Bubuk Tidak Boleh Diseduh Air Panas?

Kebanyakan kaleng susu bubuk juga mencantumkan suhu penyeduhan yang disarankan, sehingga orang tua dapat mengontrol suhu air sesuai saran.

Dikutip dari laman Aiwibi, Rabu (15/11/23) secara umum, cara terbaik untuk menyeduh susu bubuk adalah dengan air hangat dari 40℃ hingga 70℃.

Tapi, akan lebih baik saat menyeduh susu bubuk yang benar adalah dengan merebus airnya terlebih dahulu, lalu tuangkan airnya ke dalam botol susu setelah airnya agak dingin. 

Perlu dicatat bahwa kamu tidak boleh menggunakan air yang baru direbus untuk menyeduh susu bubuk secara langsung, karena suhu air yang tinggi akan mengubah sifat protein dalam susu bubuk, dan beberapa vitamin akan rusak sehingga mengurangi nilai gizi dan nilai gizinya.

Dikutip dari laman Warstek, hal yang perlu diperhatikan saat kamu ingin menikmati susu bubuk adalah jangan menggunakan air panas dengan suhu lebih dari 100°C. 

Hal inilah yang akan menyebabkan kandungan protein akan hilang dan struktur kimia dalam protein akan mengalami kekacauan. Sehingga, fungsi dari kandungan protein tidak akan kamu terima. 

Nah, itulah dia beberapa informasi yang harus kamu tahu tentang cara penyeduhan susu bubuk yang viral akhir-akhir ini. Semoga membantu ya, Tuturpedians!***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses