Tuturpedia.com – Seorang ayah dan anak perempuannya ditemukan tewas membusuk di dalam rumah di kawasan Koja, Jakarta Utara.
Dikutip dari akun Instagram @mood.jakarta, Senin (30/10/2023), mayat ayah dan anak ini ditemukan pada Sabtu, 28 Oktober 2023 pukul 12.00 WIB.
Warga yang curiga mencium bau busuk akhirnya mendobrak pintu rumah dan menemukan istri serta anak pertamanya yang masih hidup ditemukan terkapar lemas dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Istrinya ada di ruang tamu, duduk cuma kondisinya sudah lemas,” kata Sugandi selaku tetangga korban.
Sugandi menjelaskan jika ketika ditemui dan ditanyai sang istri korban tetap tak menjawab pertanyaan dari petugas.
Sugandi menyebut jika anak korban yang masih hidup berada di dalam kamar. Dia menjelaskan jika anak tersebut akhirnya diambil oleh pihak keluarga korban melalui jendela.
“Anaknya di kamar. Itu yang tadi satu hidup, satu meninggal. Jadi mau keluar kan kehalangan bapaknya tuh, bapaknya kan besar, mungkin dia (anaknya) enggak bisa melangkah barangkali,” sebut Suhandi.
Penemuan mayat tersebut lantaran warga mencium aroma busuk, lalu melapor ke polisi. Begitu rumah didobrak, ditemukan dua jasad ayah dan anak.
Usai penemuan tersebut, polisi akhirnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.
Pada Minggu, Polisi kembali menggelar olah TKP kedua di lokasi penemuan mayat tersebut.
Polisi bersama dengan anggota Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS), datang ke tempat TKP untuk melengkapi bukti yang ada sebelumnya seperti dokumen, handphone dan obat-obatan.
Sementara itu menurut Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menyebutkan juga ada kemungkinan penyebab dari kematian ayah dan anak yang manyatnya membusuk di Koja.
Menurut Adrianus pola kematiannya mirip seperti dua kasus penemuan mayat sebjmnya di Cinere Depok, Jawa Barat dan di Kalideres, Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Kasus di Koja muncul jangan-jangan sama yang di Cinere dan Kalideres berulang,” ucap Adrianus.
Adrianus menjelaskan kemungkinan pertama adanya penyakit terminal atau penyakit stadium akhir yang tidak ditangani secara medis baik karena tidak mau maupun tidak mampu. Sama halnya dengan kasus di Cinere dan Kalideres.
Kemungkinan kedua penyebab kematian keduanya lantaran ada gaya hidup menarik diri dari masyarakat. Gaya hidup menarik diri ini dapat menimbulkan masalah ketika seseorang membutuhkan bantuan orang lain.
Adapun kemungkinan lainnya adalah lantaran bunuh diri. Diduga ada penyakit terminal, ditambah tak ada yang bisa diajak ngobrol dan gaya hidup menjauh. Hal tersebut dapat memicu intensi bunuh diri.
“Bisa karena ada penyakit terminal, lalu gak ada yang bisa diajak ngobrol, gaya hidup menjauh, lalu gampang intensi bunuh diri atau diikuti hal-hal lain, seperti konteks Cinere dan Kalideres,” papar Adrianus.
Menurut Adrianus penyidik akan menemui tantangan dalam mengungkapkan penyebab kematian dari ayah dan anak di Koja tersebut lantaran polisi hanya mengandalkan petunjuk yang ada berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP).***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda