Tuturpedia.com – Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, mengungkapkan bahwa ia tidak menyesali respons emosionalnya ketika anak buahnya kalah 1-0 dari Newcastle pada awal November silam.
Pada laga tersebut, Newcastle sukses menang tipis setelah gol Anthony Gordon tetap dinyatakan sah bahkan setelah melalui pengecekan VAR yang memakan waktu cukup lama.
Keputusan tersebut lantas dikritik Arteta sebagai keputusan yang “benar-benar memalukan”.
Kritikan Arteta pun mendapatkan dukungan penuh dari Arsenal, yang merilis pernyataan resmi klub keesokan harinya.
Buntut kritikan tersebut, Football Association (FA) Inggris berniat menjatuhkan sanksi kepada sang pelatih. Hanya saja, Arteta lantas dinyatakan tidak bersalah oleh komisi independen.
Menanggapi pengalaman tersebut, Arteta setengah bercanda menganggapnya sebagai sebuah “pengalaman yang bagus untuk dilalui seorang pelatih”.
Meski demikian, pelatih asal Spanyol itu juga menambahkan bahwa ia tidak akan mengubah cara kritiknya.
“Saya mengatakan apa yang saya rasakan pada momen tersebut dan bagaimana saya merasakannya. Anda dikritik karena bersikap jujur dan banyak orang yang setuju,” tutur Arteta, dilansir Tuturpedia.com dari The Guardian pada Sabtu (24/2/2024).
“Anda tahu bahwa ketika Anda berbicara secara terbuka, Anda tidak akan menyenangkan setiap orang. Saya sangat puas pada akhirnya karena saya merasa ada pemahaman. Orang-orang berharap mendengar jawaban kami dalam cara yang jujur dan blak-blakan dan itulah yang saya lakukan,” imbuhnya.
Pernyataan tersebut dibuat Arteta jelang pertemuan ulang antara Arsenal dan Newcastle, yang kali ini dijadwalkan bergulir di Emirates Stadium pada Sabtu (24/2/2024) waktu setempat.
Usai perjumpaan kedua klub di St. James’ Park pada awal November kemarin, Arteta pun telah mengungkapkan kekecewaannya kepada direktur olahraga Arsenal, pimpinan eksekutif klub, hingga ofisial pertandingan, sebelum ia “meledak” di hadapan reporter.
Jelang pertemuan ulang dengan Newcastle pada akhir pekan ini, Arteta meminta para pemainnya untuk tampil lebih cerdik serta belajar menguasai “ilmu hitam” pertandingan.
“Anda harus mencoba mengambil kesempatan di setiap situasi,” ujar sang pelatih.
“Cara Anda berbicara dengan mereka (pemain), mempertontonkan klip, berlatih, membuat skenario dengan mereka, mencubit mereka beberapa kali juga, belajar dari pemain-pemain lain yang melakukannya dengan baik dan tim-tim lain yang menguasainya,” lanjut Arteta.
“Sangat penting. Itulah cara untuk bertarung bagi sebuah tim dan Anda bisa lihat bahwa para pemain terbaik di dunia selalu punya kemampuan untuk mengambil kesempatan,” tandas Arteta.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah
