Jakarta, Tuturpedia.com — Tinggal satu rumah bersama keluarga besar mungkin terdengar hangat, tapi siapa pun yang pernah mengalaminya tahu bahwa suasananya bisa berubah menjadi drama dalam hitungan menit. Fenomena ini menjadi inti dari film “Mertua Ngeri Kali”, karya terbaru dari rumah produksi Im-a-gin-e, yang menghadirkan kisah keluarga Batak dengan pendekatan komedi yang renyah namun tetap menyentuh. Film ini dibintangi Bunda Corla, Dimas Anggara, dan Naysilla Mirdad, menghadirkan cerita yang terasa sangat dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia.
Film ini mengisahkan kehidupan rumah tangga Raja (Dimas Anggara) dan Andara (Naysilla Mirdad), pasangan muda yang berjuang menjaga keharmonisan di tengah riuhnya satu rumah besar yang ditempati seluruh keluarga. Rumah itu merupakan peninggalan ayah Raja, dan di dalamnya tinggal berbagai karakter yang menciptakan dinamika tak terduga—mulai dari saudara, sepupu, hingga sang mertua yang dominan, Donda (Bunda Corla).
Drama Keluarga Besar yang Terlalu Dekat dengan Realita
Fenomena tinggal dengan mertua atau keluarga besar memang bukan hal baru di Indonesia. Faktor ekonomi, kedekatan emosional, hingga tradisi membuat banyak pasangan memilih atau “terpaksa” hidup berdampingan. Namun, semakin banyak kepala dalam satu rumah, semakin besar peluang konflik muncul di mana-mana. Film ini menangkap dinamika tersebut dengan detail, memperlihatkan bagaimana kecanggungan, kekosongan privasi, hingga dominasi generasi tua dapat memengaruhi kehidupan pasangan muda.
Donda digambarkan sebagai sosok yang vokal, sensitif, dan mudah tersinggung. Dalam press release disebutkan, “Di mata Donda, Andara selalu salah. Bekerja dianggap mengabaikan keluarga. Istirahat dianggap malas. Membantu pun masih bisa disalahkan.”
Konflik ini menjadi inti emosi dalam film, terutama bagi penonton wanita yang merasa relate dengan tuntutan berlapis dari keluarga dan pekerjaan.
Tekanan Peran Ganda Perempuan Modern
Sebagai penulis skenario, Andara diceritakan terus dikejar deadline. Namun ia tidak pernah benar-benar bisa fokus karena suara gaduh di rumah, kunjungan teman-teman sosialita Donda, hingga komentar-komentar pedas yang seakan tiada henti. Di sinilah film menemukan relevansinya—pertarungan Andara bukan sekadar mertua yang cerewet, tetapi juga benturan nilai antara generasi lama dan generasi baru.
Di tengah kekacauan, film ini tetap memancarkan kasih sayang. Meskipun ribut, keluarga tetap keluarga. Ada cinta, pengertian, dan momen-momen hangat yang muncul di sela percekcokan.
Karya Baru dari Im-a-gin-e
Im-a-gin-e sendiri bukan pemain baru di industri film. Rumah produksi ini sebelumnya melahirkan karya-karya populer seperti Tetangga Masa Gitu?, OK-JEK, Di Balik Kubikal, Ustad Milenial, dan Single & Hopefully Happy. Gaya penceritaan mereka dikenal sinematik, dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan selalu memiliki sentuhan emosional yang kuat.
Lewat Mertua Ngeri Kali, Im-a-gin-e kembali memadukan drama keluarga dengan komedi tajam yang merangkum kehangatan dan kekacauan dalam satu paket. “Film ini adalah cermin bagi banyak keluarga Indonesia: ramai, ribut, melelahkan, tetapi penuh kasih sayang,” tulis press release.
Tayang 11 Desember 2025 di Bioskop Seluruh Indonesia
Film ini mulai tayang pada 11 Desember 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Penonton dapat mengikuti informasi terbaru melalui Instagram resmi @mertuangerikali.film dan @im_a_gin_e. Bagi siapa pun yang pernah tinggal bersama mertua atau keluarga besar, film ini kemungkinan akan terasa seperti menonton ulang kehidupan sendiri.
Kontributor: Sarah Limbeng















