banner 728x250
Budaya  

Menelisik Harta Puri Cakranegara Lombok yang Dijarah Tentara Kolonial Belanda Pada 1894

TUTURPEDIA - Menelisik Harta Puri Cakranegara Lombok yang Dijarah Tentara Kolonial Belanda Pada 1894
Ilustrasi dahsyatnya perang Lombok pada 1894. FOTO: Dok. Lombok Heritage Society
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pemerintah Belanda pada masa kolonial banyak merampas benda-benda bersejarah milik Indonesia, salah satunya harta Puri Cakranegara, Lombok.

Hal ini diketahui, setelah Pemerintah Belanda, mengembalikan 472 benda bersejarah milik Indonesia pada Senin (10/7/2023).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 335 benda bersejarah yang merupakan objek dari Puri Cakranegara, Lombok, juga dikembalikan Pemerintah Belanda kepada Indonesia.

Nah, bagaimana awal mula Belanda bisa menjarah hampir seluruh harta Puri Cakranegara, Lombok? Berikut sejarahnya.

Penjarahan atau perampasan yang dilakukan Belanda, bermula saat terjadinya kerusuhan Puri Cakranegara atau yang lebih masyhur dikenal sebagai Perang Lombok Tahun 1894.

Peristiwa tersebut, merupakan perang antara tentara kolonial Belanda melawan prajurit serta masyarakat Bali-Mataram.

Perang ini kemudian dimenangkan oleh Belanda, sehingga hampir seluruh harta Puri Cakranegara, Lombok, dijarah dan dibawa ke Belanda.

Dalam buku berjudul Dutch Operation in Lombok 1894 karya Dirk Teewuen, menggambarkan betapa dahsyatnya pertempuran yang terjadi di Lombok.

Pertempuran tersebut terdiri dari dua bagian, yakni pada Agustus 1894 dan November 1894.

Dalam buku Dirk Teewuen juga disebutkan komposisi penduduk Lombok saat itu.

Diperkirakan penduduk Lombok kala itu berjumlah 650 ribu, ditambah 600 ribu orang Sasak, dan 50 ribu orang Bali.

Ada pula 6.000 orang dari bangsa/suku lain seperti etnis Tionghoa, Bugis (Melayu dan Arab).

Sedangkan, tentara Belanda yang dikirim untuk ekspansi berkekuatan 107 perwira serta 2.268 tentara, yang mana 1.320 diantaranya adalah orang Eropa murni dan squadron Kavaleri.

TUTURPEDIA - Menelisik Harta Puri Cakranegara Lombok yang Dijarah Tentara Kolonial Belanda Pada 1894
Ilustrasi dahsyatnya perang Lombok pada 1894. FOTO: Dok. Lombok Heritage Society

Perang Lombok Bagian I (Agustus 1894)

Pada invasi pertama, tentara Belanda sangat kewalahan menghadapi serbuan tentara Lombok.

Tentara Belanda terkejut saat mengetahui tentara Lombok ternyata mahir mengoperasikan senapan wincester yang mereka datangkan dari Singapura.

Pasukan Lombok bahkan dikisahkan menggunakan lubang-lubang tembok Puri Cakranegara untuk menembak.

Peristiwa ini menewaskan 9 orang perwira Belanda, termasuk salah satu pimpinan mereka, Jenderal Van Ham.

Selain itu, ada pula 90 serdadu yang tewas, serta 17 perwira dan 255 tentara luka-luka.

Dilaporkan pula ada 14 orang tentara Belanda yang hilang dan tidak pernah ditemukan lagi.

Kekalahan pihak Belanda ini disebabkan oleh mata-mata yang mereka kirim tidak memberikan informasi soal kekuatan dan kemampuan tentara Lombok.

Konon katanya, sang mata-mata malah sibuk menikmati opium/candu saat meletusnya pertempuran.

Perang Lombok Bagian II (November 1894)

Pada penyerangan kedua ini, pihak Belanda jauh lebih siap daripada sebelumnya.

Tentara Belanda memakai strategi Trisula dengan menyerang Puri Cakranegara dari tiga arah.

Pertempuran pecah sejak fajar menyingsing. Tembakan meriam Belanda mengejutkan tentara Lombok.

Melihat Puri Cakranegara dalam keadaan genting, karena dikepung dari tiga sisi, maka Tentara Lombok memberi ultimatum perang Puputan (Perang sampai mati).

Dalam berita laporan Koran Bintang Barat, bahkan disebutkan Tentara Lombok juga diperkuat kombatan perempuan, anak-anak, dan orang tua yang turut gigih bertempur.

Keberanian Tentara Lombok ini berhasil menewaskan Letnan Van Der Ilerjdel, dan melumpuhkan Kapten Slanjen yang terluka parah.

Dilaporkan pula Kapten W. Scheib, Letnan D’acore Schiff dan 42 serdadunya juga tewas dalam pertempuran.

Konon kabarnya, Kapten W. Scheib, mati karena ditembak oleh perempuan.

Namun sayang, kegigihan tentara Lombok tetap mampu diredam oleh Pasukan Belanda yang jauh lebih siap, kuat, dan berjumlah banyak.

Dalam Buku De Lombok Expeditie (1896) karya Wouter Cool, disebutkan pasca-peristiwa tersebut banyak mayat laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang tua yang bergelimpangan di sekitar Puri Cakranegara.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka memang melawan sampai titik darah penghabisan.

Perampasan Harta Kerajaan

Setelah memenangkan pertempuran, pasukan Belanda melakukan tindakan tidak terpuji dengan menjarah harta istana atau Puri Cakranegara.

Uang koin Belanda senilai dua setengah juta gulden yang bertumpuk dan memenuhi gudang penyimpanan dijarah habis-habisan.

Ada pula perhiasan dari emas dan perak seberat masing-masing 230 kilogram dan 3.810 kilogram.

Selain itu, tentara Belanda juga mengambil senjata berupa keris dan tombak serta beberapa peralatan upacara adat berbahan dasar emas dan tembaga.

Dalam peristiwa penjarahan tersebut, Jan Lurens Andries Brandes, seorang filolog Belanda, yang turut diterjunkan menemukan naskah kuno kitab Negarakertagama dan beberapa gepok lontar yang berisi naskah kuno lainnya.

Barang-barang ini lantas diangkut ke Ampenan dan dikirim ke Belanda.

Kemudian diterima oleh komite khusus dan disimpan di ruang bawah tanah Dutch Bank di Amsterdam, Belanda.

Setelah era kolonial, barang-barang ini kemudian dibagi dan dipamerkan di beberapa museum yang tersebar seantero Belanda.

Dua diantaranya adalah Museum Leiden dan Museum Troopen.

Baru pada Senin (10/7/2023), barang-barang ini dikembalikan Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia.

Dalam penyerahan tersebut, Pemerintah Belanda diwakili Sekretaris Negara untuk Urusan Kebudayaan dan Media Belanda, Gunay Uslu.

Sedangkan, Pemerinah Indonesia, diwakili Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid.

Penyerahan ratusan benda bersejarah tersebut, berlangsung di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.***

Penulis: Rizal Akbar

Editor: M. Rain Daling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses