Tuturpedia.com – Mahfud MD sempat menyinggung soal deforestasi hutan yang terjadi di Indonesia pada debat cawapres 2024, Menteri LHK pun angkat bicara.
Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Rabu (24/1/2024), sebelumnya Mahfud MD memang sempat memaparkan bahwa Indonesia mengalami deforestasi hutan mencapai 12,5 juta hektare saat debat cawapres 2024 yang digelar pada Minggu (21/1) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) membantah bahwa data mengenai deforestasi hutan yang terjadi di Indonesia yang disampaikan oleh Mahfud MD
Menurutnya, Mahfud MD keliru dalam mengalkulasikan data. Lebih lanjut, ia mengatakan jika pemaparan yang diberikan oleh cawapres nomor urut tiga dalam debat cawapres 2024 tersebut terlalu berlebihan.
Ia juga menambahkan bahwa menurutnya data yang disampaikan Mahfud tidak tepat karena untuk membaca data bukan dilakukan secara kumulatif sejak 2013.
“Kenapa saya nggak bisa pakai data kumulatif? Ini yang saya tadi bilang harus ngerti cara baca datanya. Kalau deforestasi tahun ini misalnya 600, terus deforestasi tahun depannya 900, memang terus ditambahin gitu? 600 + 900 kan nggak? Wong tempatnya masih sama,” ujar Siti Nurbaya Bakar.
Lebih lanjut, Siti Nurbaya Bakar mempertanyakan cara penghitungan yang digunakan oleh Mahfud saat menyampaikan data perihal deforestasi hutan. Ia juga mengajak untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
“Bicara metode deforestasi itu harus cek mulai dari cara ngitung, mulai dari interpretasi satelit itu aja metodenya gak cocok untuk Indonesia dan salah karena kita uji tahun 2022. Kita uji yang dilepas oleh Global Forest Watch di lapangan. Ayo ke lapangan sama-sama saya bilang cek,” imbuh Siti Nurbaya Bakar.
Dia juga mengklaim jika deforestasi di Indonesia mengalami penurunan bahkan mendapatkan apresiasi di sejumlah lembaga internasional termasuk Perdana Menteri Norwegia pada saat acara COP28.
Siti juga menjelaskan bahwa angka deforestasi hutan di Indonesia paling besar terjadi pada 2015, yaitu sekitar 1,09 juta hektare. Angka tersebut terus mengalami penurunan hingga pada 2022 menjadi 104.000 hektare.
“Jadi dari 0,73 juta hektare naik ke 1,09 juta hektare itu karena bencana El Nino di tahun 2015. Kemudian di tahun 2016 turun jadi 630 ribu hektare, dilanjutkan 2017 menjadi 480 ribu hektare, 2018 jadi 440 ribu hektare,” ujar Siti.
“Angka deforestasinya menjadi 460 ribu. Sekarang di tahun 2022, kita hanya deforestasi 104 ribu hektare,” pungkas Siti.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda
