Tuturpedia.com – Setelah serangan berbulan-bulan di Gaza, Palestina, Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan darurat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (9/6/2024) kemarin.
Sejak bulan Mei kemarin, Gantz mengancam akan meninggalkan pemerintahan darurat jika Netanyahu gagal menyajikan rencana pascaperang untuk wilayah Palestina yang terkepung dan dibombardir.
Namun, hal tersebut tidak digubris oleh Netanyahu. Alih-alih mendengarkan kecaman Gantz, Netanyahu terus melakukan kampanye pemboman darat dan udara yang telah menghancurkan Gaza dan menewaskan lebih dari 37.000 orang.
“Netanyahu menghalangi kita untuk maju menuju kemenangan sejati. Itulah sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini, dengan berat hati tetapi dengan penuh keyakinan,” kata Gantz.
Diketahui Benny Gantz yang merupakan tokoh penting di koalisi sayap kanan Israel dan saingan Netanyahu tersebut menyerukan untuk diadakannya pemilu dini dengan tujuan untuk memenangkan kepercayaan rakyat dan mampu menghadapi tantangan selanjutnya.
“Saya menyerukan kepada Netanyahu: tetapkan tanggal pemilu yang disepakati,” tegas Benny.
Ia juga meminta Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant untuk “melakukan apa yang benar”.
Apa Dampak Keluarnya Benny Gantz di Pemerintahan Netanyahu?
Gantz sendiri dikenal memiliki rencana enam poin yang diusulkan selama pemerintahan Netanyahu berlangsung. Salah satu usulannya adalah penerapan sistem administrasi sipil sementara AS-Eropa-Arab-Palestina di daerah kantong tersebut, dengan Israel mempertahankan kendali keamanan secara keseluruhan.
Selain itu, ia juga mengusulkan untuk memperluas beban pelayanan nasional di seluruh warga Israel dengan memasukkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks.
Diketahui semua usulan tersebut ditolak oleh Netanyahu untuk mendulang keuntungan pribadi. Seperti yang dikatakan Gantz saat pengunduran dirinya, “Netanyahu menghalangi kita untuk maju menuju kemenangan sejati.”
Gantz dan Netanyahu terlibat persaingan sengit dalam pemerintahan. Sehingga, keluarnya Gantz dari kabinet perang, yang terdiri dari dirinya, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, membuka peluang bagi salah satu politisi sayap kanan yang diandalkan Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaannya.
Kepergian Gantz dari pemerintahan akan menghilangkan suara keras yang kritis terhadap kelompok sayap kanan dari politik Israel.
Menurut Al Jazeera, Selasa (11/6/2024), Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir telah menyatakan minatnya pada kursi kabinet perang Gantz. Ben-Gvir sendiri dikenal memiliki rencana untuk mendorong warga Gaza “bermigrasi secara sukarela” dan orang Israel yang menetap di sana.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.