banner 728x250

Menteri Israel Ini Serukan Penghapusan Bulan Ramadan di Tengah Invasi, Apa Alasannya?

Menteri Israel menyerukan penghapusan bulan Ramadan. Foto: unsplash.com@raimondklavins
Menteri Israel menyerukan penghapusan bulan Ramadan. Foto: unsplash.com@raimondklavins
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Di awal bulan Maret 2024, seorang Menteri Israel yang terkenal ekstremis, Amichai Eliyahu melalui siaran radio lokal Israel menyerukan penghapusan bulan Ramadan di tengah invasi yang masih terus terjadi di Palestina

Dilansir Tuturpedia dari laman Anadolu Ajansi, Selasa (5/3/2024), politisi ekstremis sayap kanan tersebut adalah menteri yang berasal dari partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Ia juga yang mengatakan di bulan November lalu menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza adalah “sebuah pilihan”.

Sebelum berita ini menyeruak, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berencana untuk membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan dengan alasan “kebutuhan keamanan”.

Setelah keputusan ini menjadi perdebatan, isu penghapusan bulan Ramadan kembali menjadi perdebatan.

Sama halnya dengan alasan Netanyahu, Eliyahu mengatakan jika penghapusan bulan Ramadan dilakukan untuk mengabaikan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan suci tersebut.

“Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” kata Amichai Eliyahu.

Dikutip Tuturpedia dari laman Al Jazeera, adanya ketegangan dan pembatasan pengunjung ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadan sudah berlangsung lama. 

Ketegangan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2024 ini. Di mana, terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki selama bulan Ramadan sebagai akibat dari invasi yang terjadi dan pembatasan Masjid Al-Aqsa oleh pemerintah Tel-Aviv.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Benjamin Netanyahu dan Amichai Eliyahu sangat berbanding terbalik dengan hasil mediasi kesepakatan pembebasan sandera. 

Mediasi dari AS, Qatar, dan Mesir, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Senin bahwa Israel akan menghentikan perangnya melawan Gaza selama bulan suci Ramadan jika kesepakatan tercapai.

Diketahui hingga saat ini, masih ada 130 sanderaan yang ditahan oleh Kelompok Ham*s. Sementara itu, invasi Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. 

Sekitar 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan 70.457 lainnya juga terluka.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses