banner 728x250
Event  

Menpora Evaluasi Penyelenggaraan PON Aceh-Sumut secara Menyeluruh

Menpora Dito Ariotedjo tanggapi permasalahan PON Aceh-Sumut yang dikeluhkan atlet. Foto: Raiky/ kemenpora.go.id
Menpora Dito Ariotedjo tanggapi permasalahan PON Aceh-Sumut yang dikeluhkan atlet. Foto: Raiky/ kemenpora.go.idMenpora Dito Ariotedjo tanggapi permasalahan PON Aceh-Sumut yang dikeluhkan atlet. Foto: Raiky/ kemenpora.go.id
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengevaluasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang saat ini digelar di Aceh-Sumatra Utara (Sumut). Menpora ingin penyelenggaraan PON dikembalikan ke pemerintah pusat.

“Pastinya nanti kita akan bicara bersama para stakeholders, khususnya KONI dan juga DPR karena penyelenggaraan PON diatur dalam undang-undang,” ujar Dito di DPR RI, Senayan, Selasa (17/9/2024). 

Dito memahami keluhan para atlet dan masyarakat terhadap PON Aceh-Sumut yang banyak kekurangan. Meskipun ia menegaskan, tanggung jawab penyelenggaraan event nasional ini berada di tangan penyelenggara dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

“Karena ini adalah event nasional, di mana masyarakat melihat ini (kesalahan) pemerintah pusat. Padahal tanggung jawab penyelenggaraan PON sepenuhnya ada di Tuan Rumah dan juga KONI,” jelasnya.

Lantaran banyak kekurangan yang terjadi di PON tahun ini, Dito ingin pelaksanaan PON diambil alih pemerintah pusat, agar pelaksanaan PON berikutnya lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

“Saya rasa ke depan kewenangan dari pemerintah pusat ini harus dikembalikan seperti zaman dahulu,” kata Dito.

Menpora Minta Penyelenggaraan PON Diambil Alih

Ia pun meminta dukungan dari Komisi X DPR RI untuk mengambil alih tanggung jawab penyelenggaraan PON Aceh-Sumut. Ia juga akan mengevaluasi gelaran event nasional ini secara menyeluruh, agar pelaksanaan PON tidak jadi beban di kemudian hari.

“Untuk penyelenggaraan PON Aceh-Sumut saya ambil alih, saya tanggung jawab. Biarkan penyelenggaraan PON ini menjadi banyak catatan, tetapi dengan didukung Komisi X bisa sama-sama dievaluasi agar penyelenggaraan PON tidak menjadi beban di kemudian hari,” tukasnya.

Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut pada 8-20 September 2024 mendapatkan banyak sorotan dari publik. Padahal, PON kali ini menelan anggaran hingga Rp811 miliar.

Ada banyak kekisruhan dalam penyelenggaraan PON Aceh-Sumut, mulai dari kualitas makanan yang dikeluhkan para atlet, hingga venue yang kurang layak.

Salah satu permasalahan yakni soal makanan atau logistik atlet yang telat dan kondisi makanannya yang dinilai tidak sesuai dengan kontrak, yaitu Rp50.900. Beberapa unggahan yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa atlet yang bertanding hanya mendapatkan makanan nasi kotak seadanya.

Akses venue yang belum siap juga turut disorot dalam PON Aceh-Sumut. Misalnya, pada GOR Voli Indoor Sumut Sport Center yang masih digenangi oleh air, lumpur, dan potong-potongan kayu. Selain area voli, Stadion Utama Sumut yang akan dijadikan sebagai lokasi penutupan PON XXI Aceh-Sumut juga masih dalam proses pengerjaan.

Teranyar, atap venue cabang olahraga menembak di Mata Ie, Aceh ambruk saat pertandingan sedang berlangsung. Salah seorang atlet dari kontingen Jawa Timur, Rafi Arofah Dirgantari mengatakan, insiden tersebut terjadi Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.

Minimnya kesiapan PON di tahun ini harus menjadi evaluasi bersama antara pemerintah, provinsi penyelenggara PON, dan KONI. Hal ini demi mencegah kekurangan PON di kemudian hari.***

Penulis: Angghi Novita

Editor: Annisaa Rahmah