banner 728x250
News  

Menilik Pameran Koran Kuno di Kota Lama Semarang

Pameran koran kuno di Rumah PoHan. Foto: Dok. Rizal Akbar
Pameran koran kuno di Rumah PoHan. Foto: Dok. Rizal Akbar
banner 120x600

Semarang, Tuturpedia.com – Rumah PoHan bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang menggelar kegiatan pameran koran kuno dengan tajuk “Pers dalam Lorong Waktu dan Penyelamatan Arsip”.

Kegiatan yang digelar di Rumah PoHan, Jalan Kepodang Nomor 64, Kota Lama Semarang, Jawa Tengah tersebut dilaksanakan sejak Kamis, 8 Agustus 2024 hingga Kamis, 22 Agustus 2024.

Dalam kegiatan pameran tersebut, pengunjung dapat menilik langsung koran-koran dari tahun 1800-an serta melihat berbagai bentuk alat komunikasi kuno dan serta berbagai jenis mesin ketik.

Selain pameran, berbagai macam acara juga digelar untuk menyemarakkan event ini, seperti diskusi koran pelestari cagar budaya, talk show pengarsipan partikelir, hingga workshop content creator.

TUTURPEDIA - Menilik Pameran Koran Kuno di Kota Lama Semarang
Koran zaman Belanda. Foto: Dok. Rizal Akbar

Po Han dan istrinya Sylvie Probowati memang dikenal sebagai kolektor buku dan koran-koran lama.

Dalam kesempatan wawancara langsung dengan Om Po Han, sapaan akrabnya, Tuturpedia.com mendapat penjelasan bahwa dirinya memang hobi mengoleksi barang terutama yang berbahan kertas.

“Saya ini sebetulnya memang senang koleksi barang, terutama yang bentuk kertas, jadi seperti prangko, uang lama, majalah, buku kuno, dan koran-koran kuno ini,” ucapnya.

TUTURPEDIA - Menilik Pameran Koran Kuno di Kota Lama Semarang
Koran Semarang. Foto: Dok. Rizal Akbar

Om Po Han melanjutkan, ia memang mengoleksi koran-koran kuno ini sejak lama, hingga kemudian muncul inisiatif untuk menggelar kegiatan pameran untuk memperkenalkan koran-koran kuno koleksinya.

“Dulunya saya ini kolektor prangko, terus lama-kelamaan kemudian mengumpulkan koran, nah makanya kemudian akhirnya punya inisiatif gimana kalau sekali waktu koleksi koran ini bisa dibuat pameran,” jelasnya.

Orang yang memiliki hobi mengumpulkan koran-koran kuno, lanjut Om Po Han, kebanyakan bukan karena kesengajaan, kadang karena ‘nemu’ kemudian merasa ada hal yang menarik, kemudian dikumpulkan dan dikoleksi.

Saat ditanya mengenai koleksi koran yang menjadi favoritnya, Om Po Han menyampaikan bahwa semua koran koleksinya memiliki keistimewaan masing-masing.

“Kalau ditanya koleksi favorit, tidak ada koleksi favorit, semuanya saya anggap sama karena memiliki kesan istimewanya masing-masing,” katanya.

“Koran-koran ini menurut saya bukanlah sampah tapi sesuatu yang masih berguna dan bermanfaat, kalau tidak untuk saya ya setidaknya barangkali untuk orang lain,” lanjutnya.

Salah satu koleksi yang menarik perhatian pengunjung dalam pameran adalah koran-koran kuno yang mengabarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jadi di sini, ada koleksi koran yang mengabarkan berita proklamasi 17 Agustus, tapi koran di zaman itu baru mengabarkan berita proklamasi pada tanggal 20 Agustus,” tuturnya.

“Hal ini dikarenakan tanggal 17 Agustus 1945 itukan hari Jumat, nah zaman dulu itu hari Sabtu dan Minggu koran tidak langsung bisa terbit, karena harus nunggu proses cetak dan sensor dari Jepang, maka baru terbit hari Senin, tanggal 20 Agustus 1945,” tukasnya.

Terkait dengan perawatan koleksi-koleksinya, Om Po Han menyampaikan secara umum tidak ada perawatan khusus, hanya ada beberapa trik yang ia lakukan untuk menjaga koran-koran kuno koleksinya dari serangga.

“Kalau perawatan khusus ndak ada, cuma saya simpan di lemari, yang penting kalau tempatnya kering ndak apa-apa. Paling di lemarinya itu saya kasih lada hitam sama cengkeh untuk mengusir serangga,” ucapnya.

“Kenapa pakai lada hitam dan cengkeh, ya soalnya kalau saya kasih kapur barus yang keracunan orangnya, hehehe,” canda Om Po Han.

Sebagai informasi, pada Jumat, 16 Agustus 2024 pukul 08.00 WIB akan digelar kegiatan talk show tentang pengarsipan partikelir yang akan diisi oleh Om Po Han, selaku pemilik koleksi dan founder Rumah Po Han, Direktur Hysteria, Adin, peneliti Ein Institute, Yvonne Sibuea, Adhitia Armitrianto, Ketua Dewan Kesenian Kota Semarang, serta Markis Diyantoro, Arsiparis Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang.***

Kontributor Kota Semarang: Rizal Akbar 

Editor: Annisaa Rahmah