Tuturpedia.com – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin (14/10/2024) menyatakan kekhawatiran yang mendalam setelah beberapa posisi penjaga perdamaian PBB di Lebanon Selatan yang diserang di tengah bentrokan antara militer Israel dan militan Hizbullah yang didukung Iran.
Dewan PBB yang beranggotakan 15 orang itu juga mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan tempat misi penjaga perdamaian PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL.
“Pasukan penjaga perdamaian PBB dan tempat-tempat PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan,” ungkap perwakilan DK PBB, mengutip dari laman Reuters, Rabu (16/10/2024).
DK PBB menjelaskan bahwa sejak dimulainya operasi darat Israel di Lebanon pada Selasa, 1 Oktober 2024, posisi UNIFIL telah terkena dampak sebanyak 20 kali. Dampak termasuk tembakan langsung dan insiden pada hari Minggu (13/10/2024) ketika dua tank Israel menerobos gerbang pangkalan UNIFIL.
Posisi UNIFIL sebagai misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon ini terancam karena serangan IDF tersebut. Sehingga, berbagai negara yang terkumpul dalam UNIFIL meminta perlindungan yang lebih ketat bagi prajurit yang tergabung di pasukan tersebut.
Apa Itu UNIFIL?
UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) adalah misi penjaga perdamaian PBB yang dibentuk pada tahun 1978 untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon, memulihkan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut, serta membantu Pemerintah Lebanon dalam mendapatkan kembali kendali atas wilayahnya.
Dilansir dari laman The Guardian, badan pengambil keputusan tertinggi PBB, Dewan Keamanan, telah memperbarui dan memperluas mandatnya berulang kali, terutama selama pendudukan Israel selama 18 tahun di Lebanon Selatan antara tahun 1982 dan 2000. Sehingga, peran UNIFIL juga diperbarui lebih lanjut pada akhir perang tahun 2006 dengan Hizbullah.
Pada intinya, UNIFIL bertugas untuk menjaga perdamaian di wilayah antara Lebanon dan Israel. Untuk melakukannya, badan tersebut memantau setiap pergerakan pasukan Israel atau Lebanon melintasi “garis biru”, garis sepanjang 75 mil (120 km) yang dipetakan PBB yang telah menjadi perbatasan de facto.
Badan tersebut juga bertugas membantu tentara nasional Lebanon menjaga wilayah tersebut bebas dari militan. Hal ini tidak berhasil karena Hizbullah, kekuatan politik dan militer Lebanon yang paling kuat, secara efektif menguasai wilayah selatan negara tersebut.
Prajurit yang tergabung di UNIFIL sendiri berasal dari berbagai negara di dunia. Menurut data dari Peacekeeping UN, prajurit UNIFIL terbanyak di tahun 2024 datang dari Indonesia dengan jumlah 1234 prajurit, peringkat kedua ada dari India dengan jumlah 895 prajurit, dan ketiga dari Ghana dengan 875 prajurit.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah