Jateng, Tuturpedia.com – Tradisi ngobong menyan merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat desa Plantungan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Setiap tahun, menjelang perayaan sedekah bumi, tradisi ngobong menyan ini dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan kebersamaan.
Tentunya, tradisi ngobong menyan ini, bukan hanya sekadar ritual kosong, melainkan simbol kebersihan, kedamaian, dan penghormatan kepada leluhur.
Dalam konteks globalisasi yang semakin mempengaruhi pola hidup masyarakat pedesaan, tradisi ngobong menyan menjadi penting sebagai penjaga kelestarian budaya dan nilai-nilai lokal.
Melalui prosesi ngobong menyan, generasi muda diajarkan untuk menghargai warisan nenek moyang, memperkuat rasa solidaritas antar sesama, dan merawat lingkungan sekitar.
“Semoga ke depannya dijauhkan dari hal-hal negatif, panjang umur, barokah rejekinya, tenteram warganya, dados warga kang sae, sakinah mawadah, selamat dunia dan akhirat,” ucap Mbah Mohadi, salah satu tokoh masyarakat yang dituakan di Desa Plantungan, Jumat, (10/05/2024).
Lebih lanjut, Mbah Mohadi yang sekaligus menjabat sebagi modin di Desa ini, juga menjelaskan secara gamblang isi sesajian bunga-bunga dari ngobong menyan.
“Persiapannya, ada Ucok bakal, kembang telon, kembang melati, kembang nanga dan lain sebagainya. Jadi, sudah dipersiapkan matang untuk ritual ini,” tandasnya.
Terlepas dari itu, perlu disadari bahwa tradisi ngobong menyan bukan hanya sekadar upacara adat, melainkan juga cermin dari kearifan lokal yang patut dilestarikan.
Dengan memahami makna di balik setiap langkah dalam tradisi ini, masyarakat Desa Plantungan dapat memperkokoh jati diri kolektif mereka dan menjaga keberlangsungan tradisi demi masa depan yang lebih baik.
Melalui kesinambungan tradisi ngobong menyan, diharapkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian terhadap lingkungan akan terus terjaga dan diteruskan kepada generasi mendatang.Â
Dengan begitu, Desa Plantungan menjadi contoh nyata bagaimana sebuah tradisi lokal mampu menjadi pondasi kuat bagi pembangunan sosial dan budaya yang berkelanjutan.***
Adv Dinkominfo Blora
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda
