banner 728x250
Health  

Mengenal Teknologi Wolbachia yang Bisa Cegah Penyebaran DBD

TUTURPEDIA - Mengenal Teknologi Wolbachia yang Bisa Cegah Penyebaran DBD
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan serius di beberapa tempat di Indonesia. Teknologi Wolbachia, pun mulai diterapkan untuk pencegahan DBD.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut bahwa teknologi Wolbachia, dapat menekan ancaman penyebaran dan penularan DBD.

Kemenkes telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.

Penerapan teknologi Wolbachia akan dilaksanakan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.

Teknologi Wolbachia juga merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).

Kota Semarang menjadi kota pertama yang memulai penerapan teknologi Wolbachia ini dan nantinya akan diikuti oleh 4 kabupaten/kota berikutnya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G. Sadikin, mengatakan, virus demam berdarah berasal dari nyamuk yang bernama aedes aegypti.

TUTURPEDIA - Mengenal Teknologi Wolbachia yang Bisa Cegah Penyebaran DBD
Menkes Budi G. Sadikin, mengenalkan teknologi Wolbachia yang bisa cegah penyebaran DBD. FOTO: Dok. Kemenkes

“Masuknya virus demam berdarah dari nyamuk yang bernama aedes aegypti, yang harus dicari tahu bagaimana cara mencegahnya,” ucapnya, dikutip dari rilis Kemenkes, Rabu (31/5/2023).

Menkes Budi mengatakan, ada du acara pencegahan DBD. Pertama, dengan pemberian vaksin kepada masyarakat.

Kedua, dengan cara perkawinan nyamuk dengan teknologi wolbachia agar nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus aedes aegypti.

“Pencegahan ini ada dua cara yaitu yang pertama dengan vaksinasi supaya saat di gigit kita kuat, yang kedua adalah nyamuknya kita bikin mandul dengan Wolbachia,” ucapnya.

“Jadi pencegahannya itu dengan vaksinasi dan wolbachia, wolbachia juga sudah dimulai pada tahun 2011,” sambung Menkes Budi.

Efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan The World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta, dengan dukungan filantropi yayasan Tahija.

Pengendalian virus dengue dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri Wolbachia.

Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berbakteri wolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Jika aedes aegypti jantan ber-wolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

Selain itu, jika yang ber-wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-wolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Sekadar informasi, Kota Semarang, jadi kota pertama percontohan pemberantasan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus, dengan teknologi Wolbachia, mencegah virus dengue sebagai penyebab DBD.*

Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses