banner 728x250

Mengenal Suku Vadoma di Afrika yang Punya Sindrom Kaki Burung Unta

Suku Vadoma di Afrika punya sindrom kaki burung unta. FOTO: Instagram.com/artneversleeps
Suku Vadoma di Afrika punya sindrom kaki burung unta. FOTO: Instagram.com/artneversleeps
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Suku Doma atau Vadoma adalah suku yang tinggal di kawasan Kanyemba, Zimbabwe, tepatnya di sepanjang tepi Sungai Zambezi yang berbatasan dengan Zambia.

Berbeda dengan komunitas pedalaman lainnya di Zimbabwe, fasilitas kehidupan modern bagi masyarakat Vadoma seolah seperti konsep yang masih abstrak. Misalnya jalan raya, sekolah, hingga fasilitas kesehatan.

Budaya dan Gaya Hidup Suku Vadoma

Selama ini, Suku Vadoma hidup terisolasi di kawasan hutan.

Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan hasil buruan untuk dikonsumsi. 

Selain berburu, Suku Vadoma juga bertahan hidup dengan memancing dan mengumpulkan buah-buahan.

Gaya hidup tersebut masih berlangsung sampai sekarang tanpa adanya akses terhadap kemudahan ala kehidupan modern, seperti listrik maupun toilet.

Berdasarkan data International Work Group for Indigenous Affairs (IWGIA) yang dikutip dari laman Fair Planet, ada sekitar 1.500 orang yang jadi anggota Suku Vadoma.

Lebih jauh lagi, IWGIA juga menjelaskan, pada dasarnya seluruh anggota Suku Vadoma hidup di bawah garis kemiskinan.

Sindrom Kaki Burung Unta Suku Vadoma

Hanya saja kehidupan mereka yang masih jauh dari kata modern bukanlah alasan yang membuat mereka unik.

Suku Vadoma paling dikenal karena memiliki kondisi atau sindrom yang disebut sebagai ectrodactyly, atau sindrom kaki burung unta.

Kondisi ini dapat ditemukan pada mayoritas masyarakat Suku Vadoma karena faktor genetik.

Lantas, apa yang dimaksud dengan sindrom kaki burung unta?

Ectrodactyly alias malformasi tungkai atau split hand/foot malformation (SHFM) adalah kondisi yang ditandai ketiadaan satu jari atau lebih. 

Dilansir Tuturpedia.com dari laman Science Times pada Senin (11/9), biasanya jari yang hilang adalah jari tengah.

Hanya saja, ada juga yang tidak memiliki keempat jari sehingga hanya menyisakan jempol.

Selain dikenal dengan nama sindrom kaki burung unta,ectrodactyly juga dikenal sebagai sindrom capit lobster.

Pasalnya, bentuk kaki mereka terlihat seperti hanya punya dua jari atau jempol.

Lantaran bentuk jari kaki mereka, banyak anggota Suku Valdoma yang kesulitan mengenakan sepatu.

Terlepas dari itu, masyarakat Valdoma tetap bisa memanjat pohon. Mereka juga bisa berlari walaupun terlihat kesulitan.

Penyebab Sindrom Kaki Burung Unta Suku Valdoma

Kalau begitu, sebenarnya apa tepatnya yang jadi alasan di balik ciri khas kaki Suku Valdoma ini, ya?

Kondisi tersebut diyakini para peneliti sebagai dampak dari proses mutasi pada kromosom nomor 7. 

Menurut penjelasan dari laman MedlinePlus, kromosom nomor 7 mengandung 900 hingga 1.000 gen untuk pembuatan protein di dalam tubuh.

Perubahan struktur atau jumlah salinan kromosom 7 dikaitkan dengan beberapa penyakit seperti:

  • Gangguan bicara dan bahasa.
  • Sindrom Greig Cephalopolysyndactyly, yaitu kelainan yang berdampak pada perkembangan tungkai, kepala, dan wajah.
  • Sindrom Russell-Silver, yaitu kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, karakter wajah yang khas, perkembangan yang lambat, masalah bicara dan bahasa, dan gangguan belajar.
  • Sindrom Saethre-Chotzen, yaitu kondisi langka yang mencegah pertumbuhan normal pada tengkorak sehingga berdampak pada bentuk kepala serta wajah.
  • Sindrom Williams.
  • Kanker, terutama kanker somatik atau kanker yang berkembang sepanjang usia penderitanya.

Terlepas dari itu, masyarakat Vadoma sama sekali tidak melihat bentuk kaki mereka sebagai jenis disabilitas atau kecacatan.

Bahkan, mereka tidak mengizinkan anggota suku untuk menikah dengan orang dari suku lain.

Hal tersebut dilakukan agar kondisi kaki burung unta mereka tidak menyebar ke suku lain.

Oleh karena itu, sindrom kaki burung unta ini diwariskan secara turun-temurun oleh Suku Vadoma ke anak-cucu mereka.***

Penulis: K Safira

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses