Tuturpedia.com – Penyakit cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus.
Melansir dari halaman resmi WHO pada Kamis (2/11/2023), penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet yang merupakan spesies dari genus Orthopoxvirus.
Cacar monyet dikenal pula sebagai monkeypox atau mpox.
Virus cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958 di Denmark dari monyet-monyet yang menjadi subjek penelitian.
Alasan kenapa disebut cacar monyet adalah karena virusnya pertama kali ditemukan pada monyet.
Sementara itu, kasus pertama cacar monyet pada manusia ditemukan pada 1970 dan menyerang bayi berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo.
Lantas, apakah cacar monyet menular?
Penyakit yang sering kali ditandai dengan bintik merah pada kulit ini merupakan penyakit menular, dan penularannya dapat terjadi antar manusia.
Tak hanya itu saja, WHO menjelaskan bahwa terkadang penularan dari hewan ke manusia pun terjadi.
Hanya saja, bagaimana penularan cacar monyet terjadi? Berikut penjelasannya, seperti yang dirangkum oleh Tuturpedia.com dari WHO dan CDC.
Bagaimana Penularan Cacar Monyet Terjadi?
WHO menjelaskan bahwa penularan cacar monyet antar manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang terinfeksi. Misalnya mulut atau pada area kelamin.
Kontak langsung dapat terjadi saat:
- Berhadapan langsung dengan penderita cacar monyet dalam jangka waktu yang lama.
- Sentuhan langsung dengan kulit, seperti menyentuh kulit penderita, berhubungan seks dengan penderita, dan berpelukan.
- Dari mulut ke mulut, seperti saat berciuman sehingga terjadi kontak dengan air liur penderita.
- Kontak mulut dengan kulit, seperti saat melakukan hubungan seks oral atau mencium kulit penderita cacar monyet.
- Cairan pernapasan seperti cairan yang keluar saat bersin, ingus, atau lendir dari saluran pernapasan.
Meskipun kemungkinannya kecil, CDC memperingatkan masyarakat bahwa cacar monyet juga dapat menular dari sentuhan dengan benda yang telah digunakan oleh penderita cacar monyet.
Terlebih lagi jika benda tersebut belum didisinfeksi. Contohnya pakaian, sprei, dan handuk.
Virus cacar monyet yang tersebar dari kontak langsung tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui celah yang terdapat pada kulit ataupun lewat saluran pernapasan.
Tak hanya itu saja, virus cacar monyet juga bisa masuk ke dalam tubuh lewat permukaan permukaan mukosa, seperti organ kelamin, faring, anus, dan okular (mata).
Maka dari itu, cacar monyet dapat menular dari penderita ke keluarga atau orang lain yang tinggal serumah, serta ke pasangan.
Berdasarkan laporan WHO, orang-orang dengan pasangan seks yang banyak berada pada risiko cacar monyet yang lebih tinggi.
Sementara itu, CDC juga menekankan bahwa penularan cacar monyet juga bisa terjadi dari ibu ke janin.
Penularannya terjadi ketika virus cacar monyet menyebar ke janin selama masa kehamilan.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi pada bayi yang baru lahir ketika terjadi kontak dekat penderita cacar monyet dengan bayi selama dan sesudah persalinan.
Sedangkan penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui kontak dekat.
Penularan tersebut paling berisiko terjadi dengan hewan liar, terutama mamalia kecil. Contohnya tikus dan tupai yang tinggal di area tempat endemi cacar monyet terjadi.
Berdasarkan penjelasan CDC, manusia bisa tertular cacar monyet jika menyentuh ruam, luka kering, air liur, atau cairan lain dari hewan yang terinfeksi penyakit ini.
Penularan juga dapat terjadi setelah berburu dan mengolah hewan liar terinfeksi pada daerah endemik cacar monyet.
Kapan Penderita Cacar Monyet Bisa Menularkan Penyakitnya?
Melansir dari halaman CDC, pasien penderita cacar monyet dapat menularkan penyakitnya dari saat gejala mulai terasa sampai ruam sembuh total, dan lapisan baru kulit telah terbentuk.
Selain itu, penderita cacar monyet juga bisa menularkan virus mpox ke orang lain dalam waktu 1 hingga 4 hari sebelum gejala muncul.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda
