Tuturpedia.com – Hai, Tuturpedians! Pernahkah mendengar tentang fenomena La Nina? Mungkin istilah ini sudah tidak asing lagi di telingamu, terutama saat cuaca berubah drastis atau terjadi banjir besar di berbagai daerah.
La Nina adalah sebuah fenomena alam yang memengaruhi iklim global, kerap kali membawa perubahan signifikan terutama di kawasan Asia.
Lantas, apa sebenarnya La Nina itu? Bagaimana dampaknya bagi negara-negara di Asia? Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang fenomena yang satu ini!
Apa itu La Nina ?
La Nina adalah fase dingin dari siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO), sebuah fenomena alam yang terjadi di Samudra Pasifik dan memengaruhi cuaca di seluruh dunia. La Nina biasanya berlangsung selama 9 bulan hingga 2 tahun.
Bayangkan Samudra Pasifik bagaikan kolam raksasa. Di bagian tengah dan timurnya, suhunya biasanya hangat. Tapi, di saat-saat tertentu, air di sana menjadi lebih dingin dari biasanya. Fenomena inilah yang disebut La Nina .
Lantas, bagaimana La Nina terjadi? La Nina terjadi ketika angin pasat timur yang kuat meniup air laut yang hangat dari permukaan Samudra Pasifik tengah ke barat. Hal ini menyebabkan penurunan suhu permukaan laut di tengah dan timur Samudra Pasifik.
Pendinginan ini mempengaruhi pola angin dan awan, sehingga meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah, termasuk Indonesia.
Dampak La Nina di Indonesia
La Nina umumnya membawa musim hujan yang lebih basah di Indonesia, terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Namun, ada beberapa dampak dari La Nina yang wajib diketahui! Apa saja?
1. Dampak Positif
- Meningkatnya curah hujan: Musim hujan yang lebih basah di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Indonesia Tengah dan Timur. Hal ini dapat meningkatkan hasil panen bagi petani yang mengandalkan curah hujan alami.
- Meningkatnya ketersediaan air: La Nina dapat membantu meningkatkan ketersediaan air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air.
2. Dampak Negatif
- Banjir dan tanah longsor: Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor, terutama di daerah yang rawan bencana. Hal ini dapat merusak infrastruktur, rumah, dan lahan pertanian, serta membahayakan keselamatan jiwa.
- Angin kencang: La Nina juga dapat menyebabkan angin kencang, yang dapat merobohkan pohon, bangunan, dan tiang listrik.
- Kemarau berkepanjangan: Di beberapa wilayah Indonesia Barat, La Nina justru dapat menyebabkan kemarau yang lebih kering. Hal ini dapat menyebabkan gagal panen dan krisis air.
- Gangguan sektor perikanan: La Nina dapat mengganggu sektor perikanan, karena perubahan suhu air laut dan arus laut.
- Penyebaran penyakit: Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit seperti demam berdarah dan leptospirosis.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menetapkan bahwa La Nina terjadi di Indonesia sejak Juli 2024 hingga Mei 2025. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.