banner 728x250

Mengenal Konsep Contract Farming, Solusi Anies untuk Kesejahteraan Petani

Konsep contract farming yang dijadikan solusi dari Anies untuk sejahterakan petani. Foto: X.com/aniesbaswedan
Konsep contract farming yang dijadikan solusi dari Anies untuk sejahterakan petani. Foto: X.com/aniesbaswedan
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com — Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 01, menawarkan solusi untuk kesejahteraan sektor pertanian di Indonesia, khususnya di Larangan, Brebes.

Solusi itu adalah contract farmingatau Jaminan Pembelian Panen.

Contract farming ditawarkan oleh Anies untuk menjawab permasalahan petani bawang yang mengeluhkan harga yang tak stabil dan pupuk yang sulit didapat.

Dilansir dari akun X @aniesbaswedan pada Minggu (24/12/2023), Anies datang ke Brebes untuk melakukan ekspedisi kepada para petani bawang di Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah.

Kunjungan itu dilakukan pada Sabtu (23/12/2023) sekitar pukul 21.30 WIB. Kedatangan Anies langsung disambut oleh banyak warga.

Anies juga mendengar dan menerima beberapa keluhan, salah satunya terkait harga bawang yang tidak stabil.

“Meminta agar bawang harganya bisa stabil, Pak. Jangan naik turun,” keluh Rosi’ah, salah satu bakul bawang.

Untuk menjawab permasalahan itu, Anies menawarkan perjanjian contract farming, yaitu Jaminan Pembelian Panen.

Contract farming merupakan program yang para petani berkontrak dengan pemerintah, dengan jaminan pada saat panen, pemerintah akan membelinya. Dalam pertemuan ini, petani yang dimaksud adalah petani bawang merah.

“Jadi malam ini di Larangan, Brebes, kita mengadakan perjanjian untuk pembelian hasil panen. Yang ini, jaminan pembelian hasil panen, sebuah program yang kita luncurkan yang biasa kita sebut sebagai contract farming, di mana para petani bawang merah di Brebes ini berkontrak dengan kami yang akan ada jaminan pada saat mereka panen akan ada pembelinya,” jelas Anies kepada warga.

Contract farming ini, disebut Anies, akan membawa kepada tiga poin perubahan sebagai berikut:

1.       Penjualan panen yang tidak pasti, menuju penjualan panen dengan jaminan pasti akan ada pembelinya;

2.       Harga jual yang naik turun menjadi stabil;

3.       Petani yang dulu susah menabung, menjadi bisa menabung.

Anies juga menulis dalam cuitannya, konsep tersebut telah berjalan di sektor pertanian di Jakarta selama lima tahun.

“Konsep ini sudah kami kerjakan ketika bertugas di Jakarta, di mana badan usaha milik DKI Jakarta membeli hasil-hasil pertanian selama lima tahun,” jelas Anies.

Selain harga bawang yang tidak stabil, warga juga mengeluhkan terkait pupuk subsidi yang sulit didapat. Terutama ketika pupuk tersebut hanya bisa didapatkan melalui akses Kartu Tani yang dinilai cukup menyulitkan warga.

Terkait hal ini, Anies pun memberikan solusi agar pupuk subsidi bisa sampai dengan mudah kepada warga tanpa perlu menggunakan Kartu Tani.

“Kita permudah penyaluran pupuk subsidi dengan diantar langsung ke daerah pertanian. Kita juga jamin ketersediaan pupuk subsidi,” jawab Anies.***

Penulis: Ainusshoffa Rahmatiah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses