Indeks

Mengenal Global Boiling, Istilah Baru Untuk Perubahan Iklim yang Semakin Ganas!

Kini dunia mulai memasuki era baru yang dinamakan dengan global boiling. Foto: Freepik.com/Rawpixel.com
Kini dunia mulai memasuki era baru yang dinamakan dengan global boiling. Foto: Freepik.com/Rawpixel.com

Tuturpedia.com – Tahukah kamu? Sekarang ini kita sudah memasuki era baru dalam perubahan iklim. Jika kamu merasa akhir-akhir ini suhu dan cuaca lebih panas dari sebelumnya bisa jadi itu adalah salah satu efek dari terjadinya fenomena Global Boiling yang ganas. 

Global boiling menggambarkan sebuah situasi atau fenomena ketika suhu panas bumi sudah melebihi batas normal yang terjadi saat musim panas atau kemarau. Hal ini terjadi akibat dari efek rumah kaca dan berbagai emisi atau polutan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. 

Tapi, benarkah adanya Global Boiling ini menandakan kalau era Global Warming sudah berakhir? Lalu, apa dampak dan upaya mitigasi yang harus dilakukan oleh masyarakat dunia? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Era Global Warming Berakhir?

Di bulan Juli dan Agustus tahun 2023 merupakan bulan terpanas yang pernah dialami oleh manusia di muka bumi. 

Dikutip dari laman Think Global Health pada Senin (28/8/23), panas ekstrem yang menerjang bumi ini dapat mengancam kesehatan secara global dan berkontribusi besar terhadap kebakaran hutan, kekeringan, langkanya air bersih, peningkatan suhu laut, pencairan es di Kutub, dan meningkatnya cuaca buruk. 

Di akhir bulan Juli 2023, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyatakan bahwa “Era Global Warming” sudah berakhir dan digantikan dengan “Era Global Boiling”.

Apa penyebabnya? Tentu dasar-dasar permasalahan berubahnya era perubahan iklim ini adalah karena gagalnya pemerintah dunia dalam mengurangi emisi gas yang dapat memperburuk kondisi iklim, ekosistem, hingga masyarakat di dunia. 

Kegagalan Dunia Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Melihat dari penyebab Global Boiling di atas, hal yang wajib dilakukan adalah merekayasa ulang ekonomi masyarakat yang hingga saat ini masih bergantung dengan bahan bakar fosil. 

Negara-negara yang mengeluarkan gas rumah kaca paling banyak juga secara kolektif harus mulai mengurangi emisi dan beralih ke kegiatan ekonomi dan masyarakat yang bebas karbon. 

Namun sayangnya, upaya kolektif yang harus dilakukan para pembuat emisi terbanyak di dunia ini masih menemui jalan buntu. Kegagalan mengurangi emisi inilah yang akan terus meningkatkan stik gas rumah kaca di atmosfer dan terus memperburuk iklim bumi. 

Di samping itu, tiga negara dengan penghasil emisi gas terbanyak di dunia melakukan kerjasama kolektif yang cukup alot untuk mengatasi Global Boiling ini.

China sebagai pendonor emisi gas terbanyak di dunia menolak upaya Amerika untuk memulihkan kerja sama bilateral dalam perubahan iklim. China bersikeras akan menentukan jalannya sendiri untuk menangani permasalahan tersebut. 

Sementara itu, belum banyak juga upaya meminimalisir emisi gas dari dua negara lainnya, yaitu Amerika dan Uni Eropa. 

Apa Dampak Global Boiling yang Sudah Terasa?

Jangankan untuk beberapa tahun ke depan, efek Global Boiling sudah terasa di berbagai sisi. Kenaikan suhu bumi yang semakin ganas ini sangat terasa di belahan bumi bagian utara. 

Menurut Greenly Institute, heat wave atau gelombang panas sudah menerpa beberapa negara, contohnya Amerika dengan suhu 56°C, China dengan suhu 52,2°C, dan Italia yang mencapai suhu 40°C.

Gelombang panas juga menyebabkan kebakaran hutan di berbagai negara, seperti Portugal, Turki, dan Kanada. Tentu ini merupakan bencana yang dahsyat mengingat hutan merupakan salah satu cara untuk menyerap karbon yang dapat membatasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. 

Bukan hanya di daratan, efek dari Global Boiling ini juga terasa di lautan. Sejak awal bulan April suhu rata-rata lautan terus melonjak dan mencatat rekor baru. Samudera Atlantik mencapai suhu 24,9°C dan Mediterania dekat Antibes yang mencapai suhu 29°C. 

Sementara itu, Antartika yang seharusnya sedang berada di musim dingin gagal untuk melakukan pembaruan sebab naiknya permukaan air laut dan pemanasan suhu. Antartika menghangat 3.8 kali lebih cepat dan memperburuk pemanasan global karena hilangnya es di bumi. 

Bayangkan jika fenomena ini terus terjadi, apa yang akan terjadi dengan bumi yang kita pijak ini? Hal yang pasti terjadi adalah rusaknya ekosistem dan kehidupan manusia di masa mendatang. 

Fenomena ini tentu menjadi tanggung jawab semua orang yang ada di bumi. Kita juga bisa turut andil meminimalisir dampak Global Boiling dengan melakukan perubahan gaya hidup, meskipun hanya melakukan hal-hal kecil. 

Contohnya, dengan menggunakan kendaraan umum, melakukan aksi hemat energi, penggunaan produk daur ulang, dan masih banyak lagi!***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version