Tuturpedia.com – Gempa megathrust belakangan ini menjadi topik pembicaraan yang hangat di tengah masyarakat. Peristiwa ini diketahui berkekuatan besar dan menimbulkan tsunami dan diperkirakan juga akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Dikutip dari akun Instagram @infobmkg, Rabu (14/8/2024), Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memperingatkan bahwa Indonesia hanya ‘tinggal menunggu waktu’ diguncang gempa megathrust kembali, dengan perkiraan terjadi terhadap dua daerah di Indonesia.
Gempa megathrust sendiri sempat terjadi pada tahun 2004 di Banda Aceh Darussalam dengan gempa berkekuatan 9,1 M dan mengakibatkan tsunami. Dwikorita menjelaskan bahwa tanda-tanda juga telah terjadi beberapa kali, beberapa segmen bergerak dan dua segmen (megathrust Mentawai dan megathrust Selat Sunda) lainnya belum terdeteksi.
Lantas apa itu gempa megathrust? Mengapa gempa jenis ini bisa terjadi di Indonesia? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Gempa Megathrust?
Gempa megathrust merupakan pecahnya batas lempeng yang terjadi pada daerah kontak dua lempeng tektonik yang bertemu pada zona subduksi, juga dikenal sebagai zona tumbukan lempeng antara lempeng kerak Samudra Hindia atau Indo-Australia yang menumbuk masuk di bawah lempeng benua Eurasia. Tumbukan ini terjadi diperkirakan di kedalaman 30-40 km.
Pergerakan relatif lempeng yang tidak dapat dihentikan dan tegangan terakumulasi di area di mana pertemuan kedua lempeng terkuncilah yang akhirnya dilepaskan dalam gempa megathrust.
Megathrust berpotensi menimbulkan tsunami dahsyat karena besarnya pergerakan vertikal dasar laut yang terjadi saat gempa. Namun, karena sumber gempa megathrust biasanya terletak di bawah laut, sehingga sulit melakukan pengamatan secara detail berdasarkan pengukuran seismik, geodesi, dan geologi.
Peristiwa ini sendiri ditemui di bawah Pulau Jawa, yang meliputi Selat Sunda, wilayah Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur-Bali.
Gempa Megathrust Dapat Terjadi Berulang
Selain itu, gempa megathrust juga terjadi berulah di periode waktu tertentu. Dilansir dari laman Earthquakes Canada, waktu perulangan bervariasi dari zona subduksi ke zona subduksi.
Sebagai contoh, di zona subduksi Cascadia, 13 peristiwa megathrust telah diidentifikasi dalam 6000 tahun terakhir, rata-rata terjadi setiap 500 hingga 600 tahun. Namun, hal tersebut tidak terjadi secara rutin. Ada yang jaraknya berdekatan hingga 200 tahun dan ada pula yang berjarak 800 tahun. Yang terakhir adalah 300 tahun yang lalu.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah