banner 728x250

Mengenal Fenomena Equinox yang Dialami Indonesia di Bulan Maret dan September 2024, Apa Dampaknya?

Fenomena equinox akan terjadi dua kali di garis khatulistiwa Indonesia. Foto: pixabay.com/tatlin
Fenomena equinox akan terjadi dua kali di garis khatulistiwa Indonesia. Foto: pixabay.com/tatlin
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Indonesia akan mengalami fenomena equinox (ekuinoks) sebanyak dua kali di tahun 2024. Fenomena ini terjadi ketika matahari melintasi garis khatulistiwa. 

Fenomena equinox pertama, akan terjadi pada Kamis, 21 Maret 2024 dan equinox kedua akan terjadi hari Jumat, 20 September 2024 mendatang. 

Lantas. Apa itu fenomena equinox? Apakah fenomena ini akan berdampak buruk di beberapa wilayah Indonesia? Yuk, simak informasi menarik tentang equinox di bawah ini!

Apa Itu Fenomena Equinox?

Kata ekuinoks berasal dari bahasa Latin aequus (sama) dan nox (malam). Pada dasarnya, fenomena equinox ini menandai perlintasan matahari di atas ekuator bumi, bergerak dari selatan ke utara.

Kemiringan bumi pada porosnya inilah yang menyebabkan pergeseran jalur matahari melintasi langit kita ke arah utara pada saat ini. 

Dikutip Tuturpedia dari laman Earthsky, Kamis (21/3/2024), fenomena ekuinoks yang terjadi dua kali setahun ini memberi kita sejumlah efek musiman, yang dapat dirasakan oleh pecinta alam di seluruh dunia.

Di mana fenomena ini mengakibatkan kedua belahan bumi menerima sinar matahari secara merata. Malam dan siang sering dikatakan sama panjangnya.

Selain itu, matahari terbenam dan terbit tercepat dalam setahun dan matahari muncul di atas kepala pada siang hari jika dilihat dari ekuator bumi saat ekuinoks terjadi.

Sementara itu, di selatan khatulistiwa efek yang akan dirasakan adalah matahari terbit lebih lambat, matahari terbenam lebih awal, angin lebih dingin, hingga dedaunan kering berguguran. 

Equinox di Indonesia

Indonesia memiliki setidaknya belasan kota yang dilintasi garis khatulistiwa. Kota tersebut adalah Pontianak, Palangkaraya, Sampit, Pangkalan Bun, Balikpapan, Tarakan, Nunukan, Ternate, Morotai, Halmahera Tengah, dan Jailolo.

Karena letaknya yang berada di garis khatulistiwa, beberapa daerah tersebut diketahui akan mendapatkan dampak tersendiri dari fenomena equinox ini. 

Dilansir Tuturpedia dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, ekuinoks berbeda dengan gelombang panas yang terjadi di Eropa, Afrika, dan Amerika. Ketika terjadi gelombang panas, suhu meningkat luar biasa dan berlangsung cukup lama.

Equinox memang akan meningkatkan suhu rata-rata di Indonesia. Namun, fenomena tersebut tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu secara drastis. Secara umum suhu rata-rata maksimum di wilayah Indonesia berkisar antara 32 hingga 36 derajat celsius.

Untuk menghadapi adanya fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak perlu khawatir dengan efek ekuinoks. 

BMKG mengimbau masyarakat terus mengantisipasi kondisi cuaca yang fluktuatif dengan tetap menjaga kesehatan.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses