Tuturpedia.com – Microsoft baru-baru ini mengalami insiden blue screen massal yang disebabkan oleh ketidakcocokan antara pembaruan perangkat lunak keamanan pihak ketiga (CrowdStrike) dan sistem operasi Windows.
Blue screen atau “Blue Screen of Death” (BSOD), terjadi ketika sistem Windows mengalami kesalahan kritis yang memaksa sistem untuk berhenti bekerja demi mencegah kerusakan lebih lanjut.
Dikutip Tuturpedia dari laman Newsweek, Senin (22/7/2024), hal itu sebabkan berbagai kerugian dari berbagai institusi dan layanan secara global. Mulai dari 1.400 penerbangan telah dibatalkan di seluruh dunia.
Beberapa layanan darurat di Alaska, Arizona, Indiana, Minnesota, New Hampshire, dan Ohio juga terkena dampak. Hingga lembaga keuangan di seluruh dunia juga terkena dampak. Bursa Efek London melaporkan bahwa layanan berita regulasinya mengalami masalah teknis global pihak ketiga. Beberapa bank di Australia juga tampaknya mengalami masalah.
Lantas, apa itu CrowdStrike? Dan bagaimana perangkat lunak dari pihak ketiga ini bekerja?
Mengenal Perangkat Lunak CrowdStrike yang Digunakan Microsoft
Penyebab utama dari insiden blue screen massal Microsoft adalah pembaruan dari CrowdStrike, yang merupakan platform keamanan siber yang populer digunakan oleh banyak perusahaan.
Ketika pembaruan tersebut diinstal, interaksi antara perangkat lunak CrowdStrike dan komponen tertentu dalam Windows memicu ketidakcocokan yang mengakibatkan BSOD pada banyak perangkat pengguna.
CrowdStrike sendiri adalah platform keamanan siber berbasis cloud yang dirancang untuk melindungi sistem dari ancaman digital. Platform ini menggunakan teknologi canggih seperti analitik berbasis AI dan machine learning untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber secara.
CrowdStrike terkenal karena kemampuannya dalam memberikan perlindungan endpoint yang komprehensif, melindungi perangkat dari malware, ransomware, dan serangan lainnya. Beberapa fitur yang ditawarkan dari perangkat lunak ini, antara lain:
- Endpoint Protection: CrowdStrike menggunakan pendekatan berbasis cloud untuk melindungi endpoint, seperti komputer, server, dan perangkat mobile dari serangan malware, ransomware, dan ancaman lainnya. Dengan analisis berbasis AI, perangkat lunak ini mampu mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time.
- Threat Intelligence: CrowdStrike menyediakan layanan intelijen ancaman yang mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber untuk memberikan wawasan tentang pola serangan dan aktor di baliknya. Informasi ini membantu organisasi dalam mengambil tindakan pencegahan yang lebih proaktif.
- Incident Response: Dalam hal terjadi insiden keamanan, CrowdStrike menawarkan layanan respons cepat yang dapat membantu mengidentifikasi, mengatasi, dan memulihkan dari serangan. Tim ahli CrowdStrike bekerja sama dengan organisasi untuk meminimalkan dampak dan mencegah serangan lanjutan.
- Managed Threat Hunting: Layanan ini melibatkan tim ahli yang secara aktif mencari dan memantau ancaman di jaringan organisasi. Dengan pendekatan ini, potensi ancaman dapat diidentifikasi lebih awal sebelum mereka menimbulkan kerusakan yang signifikan.
- Cloud Security: CrowdStrike juga menyediakan perlindungan untuk lingkungan cloud, memastikan bahwa aplikasi dan data yang dihosting di layanan cloud tetap aman dari ancaman.
Atas adanya kejadian blue screen massal ini, Microsoft dan CrowdStrike telah bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah tersebut dan merilis pembaruan tambahan yang memperbaiki ketidakcocokan yang terjadi.
Sebagai solusi, pengguna yang terdampak disarankan untuk memperbarui perangkat lunak mereka sesegera mungkin guna memastikan stabilitas dan kompatibilitas sistem.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.