Tuturpedia.com – Di akhir tahun 2024 mendatang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia mengajukan tiga warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2024). Pengajuan ini bertujuan untuk memperluas pengakuan dunia atas kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
Hingga saat ini, Indonesia diketahui memiliki 13 elemen budaya yang terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Daftar Kebudayaan Tradisional Indonesia
Dikutip dari laman Kemendikbud, Senin (25/11/2024), Indonesia memiliki 13 elemen budaya yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, mewakili kekayaan tradisi dan kearifan lokal yang diakui dunia. Beberapa elemen tersebut adalah sebagai berikut:
- Wayang – Seni pertunjukan tradisional.
- Keris – Senjata tradisional dengan makna spiritual dan simbolis.
- Batik – Teknik tradisional membuat kain dengan lilin.
- Angklung – Alat musik tradisional berbahan bambu.
- Tari Saman – Tarian tradisional dari Aceh.
- Noken Papua – Tas rajut tradisional khas Papua.
- Pinisi – Seni pembuatan kapal tradisional khas Sulawesi Selatan.
- Tari Bali – Tarian tradisional dari Bali.
- Pencak Silat – Seni bela diri tradisional.
- Pantun – Puisi tradisional yang diwariskan secara lisan.
- Gamelan – Musik ansambel tradisional Jawa dan Bali.
- Rebana – Instrumen musik tradisional berbasis Islam.
- Tradisi Masyarakat Subak – Sistem irigasi tradisional dari Bali.
Sementara itu, di bulan Desember 2024 mendatang, Menteri Kebudayaan berupaya untuk meningkatkan jumlah tersebut. Fadli Zon mengatakan berencana mendaftarkan tiga kebudayaan tradisional Indonesia, yaitu Reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang dari Sulawesi Utara.
Pendaftaran tiga kebudayaan tradisional Indonesia ini merupakan salah satu visi dari pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia secara menyeluruh dan berkesinambungan.
“Ini yang saya kira ingin kita tingkatkan, bagaimana kehadiran warisan budaya dunia kita yang begitu kaya dan memang kekayaan budaya kita ini saya kira tidak ada bandingannya di dunia lain, di negara-negara lain, ini yang ingin kita optimalkan,” ungkap Fadli Zon.
Fadli Zon juga mengatakan bahwa mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk merealisasikan pendaftaran tiga kebudayaan tradisional tersebut.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah















