Indeks

Mediator Israel-Hamas Desak Keduanya untuk Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata

Qatar, Mesir, dan Amerika desak Israel dan Hamas terima kesepakatan gencatan senjata. Foto: pixabay.com/hosnysalah
Qatar, Mesir, dan Amerika desak Israel dan Hamas terima kesepakatan gencatan senjata. Foto: pixabay.com/hosnysalah

Tuturpedia.com – Qatar, Mesir, dan Amerika selaku mediator selama akhir pekan telah mencoba meyakinkan Israel dan Hamas agar menandatangani proposal gencatan senjata baru di Gaza yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Jumat (31/5/2024).

“Sebagai mediator dalam diskusi yang sedang berlangsung untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera dan tahanan, Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir bersama-sama menyerukan Hamas dan Israel untuk menyelesaikan perjanjian yang mencerminkan prinsip-prinsip yang digariskan oleh Presiden Biden,” kata Kementerian Luar Negeri Qatar pada hari Sabtu (1/6/2024).

Presiden AS, Joe Biden mengatakan pada hari Jumat (31/5/2024) bahwa Israel memberi kelompok perlawanan Palestina Hamas kesepakatan tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Jalur Gaza yang terkepung dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong pantai tersebut.

Biden meminta Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut dan mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menolak tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya yang menentang rencana tersebut.

Pembicaraan mengenai gencatan senjata telah berlangsung selama berbulan-bulan, namun tidak satu pun dari upaya ini membuahkan hasil sejak jeda pertempuran selama satu minggu pada bulan November.

Tiga Fase Baru Proposal Gencatan Senjata Israel-Hamas

Dikutip Tuturpedia dari laman DW, Senin (3/5/2024), proposal gencatan senjata tersebut menguraikan tiga fase berbeda dari proposal sebelumnya. 

Tahap 1 adalah periode enam minggu di mana pasukan Israel menarik diri dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza. Pada periode tersebut juga akan terjadi “pembebasan sejumlah sandera” yang disandera oleh Hamas dalam serangan teror 7 Oktober 2023, sebagai imbalan atas pembebasan beberapa tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Tahap 2 memperkirakan pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh militer Israel dari Gaza.

Tahap 3 kemudian menandai dimulainya upaya rekonstruksi besar-besaran di Gaza.

Atas adanya tiga fase baru ini, mediator Qatar, Mesir, dan AS mendesak kedua belah pihak untuk “menyelesaikan” proposal tersebut dalam pernyataan bersama pada akhir pekan. Hal ini akan terus mereka desak agar tidak terjadi lebih banyak pertumpahan darah di wilayah kantong Palestina. 

Sejak serangan Israel meningkat di Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023, lebih dari 36.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak Israel memulai serangan gencarnya hampir delapan bulan lalu. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 82.000 lainnya terluka.

Sementara itu, menurut Pemerintahan Israel, serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 telah menewaskan setidaknya 1.200 orang.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version