Tuturpedia.com – Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menjadi buah bibir warganet satu bulan ke belakang karena diketahui menggunakan fasilitas jet pribadi untuk bepergian ke Amerika Serikat di bulan Agustus 2024 kemarin.
Masyarakat geram akan hal tersebut karena di waktu yang sama, masyarakat Indonesia tengah turun ke jalan untuk memprotes putusan Mahkamah Konstitusi yang dianulir DPR RI dalam hal penetapan angka pencalonan kepala daerah.
Selain adanya dugaan gratifikasi yang dilakukan oleh Kaesang dan Erina yang merupakan anak dari Presiden RI saat ini, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan menyatakan bakal memeriksa status penerbangan pasangan tersebut yang juga diduga tidak mengikuti prosedur pemeriksaan bea cukai.
Kegeraman netizen terhadap Kaesang dan Erina berimbas juga pada pendidikan yang tengah ditempuh Erina saat ini. Erina sendiri merupakan mahasiswa aktif dari University of Pennsylvania (Penn) dengan jurusan School of Social Policy & Practice. Diketahui juga ia merupakan mahasiswa peraih beasiswa S2 yang diberikan oleh Prof Mary Mazzola.
Mencuatnya berita tentang kemungkinan gratifikasi yang diterima Erina saat menaiki jet pribadi dan lifestyle-nya yang terlihat mewah, netizen secara massal mengirimkan surat pencabutan beasiswa Erina ke alamat email Penn dan juga profesor yang memberi beasiswa tersebut.
Aksi Email Massal ke Universitas Penn Tercium Media Asing
Aksi email massal yang cukup masif ini ternyata terdengar hingga para jurnalis di luar negeri. Sebuah media asing bernama The Dp mengusut permasalahan dalam negeri ini melalui sebuah artikel dengan judul ‘Indonesians urge Penn to revoke scholarship granted to daughter-in-law of country’s president’.
Pada artikel yang terbit Minggu, 15 September 2024 itu, The Dp menitikberatkan pembahasannya pada kemarahan dan suara kekhawatiran masyarakat tentang penerimaan beasiswa tersebut, dengan menuduh bahwa latar belakangnya yang istimewa membuatnya menjadi penerima beasiswa yang kurang layak.
Aksi email massal tersebut juga mendorong Penn untuk memikirkan pelamar di masa depan yang memiliki andil dalam mengganggu isu hak asasi manusia dan isu demokrasi di negara mereka sendiri saat mempertimbangkan calon penerima beasiswa.
The Dp juga menyoroti aksi unjuk rasa yang terjadi di Jakarta bulan Agustus 2024 kemarin.
“Pada hari-hari berikutnya, warga negara Indonesia berunjuk rasa di Jakarta ibu kota negara terhadap usulan mosi tersebut, yang akan mempertahankan sistem politik yang ada dan menguntungkan presiden saat ini Joko Widodo dan penggantinya, Presiden terpilih Prabowo Subianto,” tulis media tersebut.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah