Tuturpedia.com – Gunung Semeru yang terletak di Kota Lumajang, Malang, Jawa Timur kembali menampakkan peningkatan aktivitas dalam dua hari terakhir.
Gunung api yang memiliki ketinggian 3676 mdpl tersebut telah mengalami erupsi sejak Rabu, 15 Mei 2024 kemarin.
Menurut data pada laman Magma Indonesia, Jumat (17/5/2024), Gunung Semeru hingga saat ini masih berstatus level III (siaga). Pada tanggal 15 Mei 2024 malam kemarin, Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 600 meter di atas puncak.
Selain itu, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 138 detik.
Pada Kamis, 16 Mei 2024, Gunung Semeru kembali mengalami dua kali erupsi pada Kamis pagi, yakni pukul 08.57 WIB dan 09.50 WIB. Tinggi kolom abu vulkanik terpantau mencapai 500-600 meter di atas puncak.
Kemudian Jumat, 17 Mei 2024, Gunung Semeru terpantau kembali mengalami erupsi sebanyak lima kali. Ketinggian letusan hingga 900 meter di atas puncak pada Jumat pagi.
Menurut data dari Pos Pengamanan Gunung Semeru, erupsi pertama terjadi pada pukul 06.29 WIB, kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 06.50 WIB, selanjutnya pukul 07.28 WIB, kemudian erupsi kembali pada pukul 07.57 WIB, dan pukul 08.05 WIB.
Jumlah letusan Gunung Semeru juga tercatat telah terjadi sebanyak 244 kali sejak 1 Januari hingga 15 Mei 2024. Meskipun begitu, erupsi yang terjadi hampir setiap hari tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari warga di lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang terus melakukan pemantauan kembali memberikan rekomendasi kepada masyarakat mengenai jarak aman. PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab, daerah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk tidak beraktivitas di radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Peningkatan aktivitas Gunung Semeru ini juga meningkatkan potensi terjadinya awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.