Tuturpedia.com – Laga final Liga Champions antara Dortmund dan Real Madrid pada Sabtu, 1 Juni nanti akan menjadi pertandingan istimewa, terutama bagi Marco Reus.
Pasalnya, final tersebut akan jadi kali terakhir Marco Reus tampil bersama Dortmund setelah berseragam kuning-hitam selama 12 tahun.
Tak pelak, final yang akan berlangsung di Wembley nanti pun jadi harapan terakhir Reus untuk akhirnya bisa mengangkat trofi besar bersama Dortmund.
Pasalnya, gelandang serang Jerman tersebut berkali-kali sebatas nyaris berhasil mengangkat trofi juara selama menjalani karier sebagai pesepakbola profesional.
Salah satu ke-nyaris-an itu terjadi di Bundesliga 2022/23, saat Dortmund harus mengalah dari Bayern Munchen tepat di pekan terakhir liga setelah hanya sanggup mendulang hasil seri.
Alhasil, Bayern kembali menjadi kampiun Jerman dengan keunggulan selisih gol meskipun keduanya sama-sama mengoleksi 71 poin.
Bersama Dortmund, Reus hanya dua kali mengangkat juara dan keduanya pun “hanya” Piala Jerman.
Melihat pentingnya sosok Reus di skuad Dortmund, serta kecintaan sang gelandang terhadap klub asal Ruhr itu, tak diragukan jika ia ingin mengakhiri kariernya di sana dengan gelar juara bergengsi selevel Liga Champions.
“Borussia Dortmund bermakna segalanya buat saya. Ketika Anda ada di klub selama 12 tahun, memang artinya adalah segalanya,” ujar Reus.
Apesnya Reus juga terjadi di level timnas. Meskipun Jerman sukses menjuarai Piala Dunia 2014, gelandang 34 tahun itu tidak mendapatkan panggilan untuk memperkuat Der Panzer karena tengah cedera.
Bahkan, cedera juga jadi alasan ia kembali tersisih dari timnas Jerman di ajang EURO 2016 dan Piala Dunia 2022.
Padahal, Reus banyak dipuji sebagai salah satu pemain paling berbakat di generasinya. Terutama berkat kemampuannya dalam mencetak gol dan membangun permainan dengan cerdas.
Pelatih Dortmund, Edin Terzic, bahkan mendapuknya sebagai legenda hidup.
“Marco (Reus) berada di sini selama 12 tahun sebagai seorang (pemain) profesional dan juga sebagai (pemain) muda. Dia belum selesai,” tegas sang pelatih.
“Saya membutuhkannya di hari Sabtu (final Liga Champions). Saya membutuhkan kualitasnya karena dia punya pengalaman dan dia telah tampil di panggung ini sebelumnya,” lanjut Terzic, mengacu pada penampilan Reus di final Liga Champions pada 2013.
Tahun itu, Dortmund sukses kembali ke final Liga Champions setelah menjadi juara tahun 1997. Hanya saja, mereka takluk 2-1 dari Bayern Munchen.
Meski begitu, Reus menegaskan bahwa kedua final tersebut jelas berbeda.
“Sudah 11 tahun yang lalu. Sekarang kami menghadapi lawan yang berbeda dan pemain yang berbeda,” katanya.
“Ada cara yang lebih buruk untuk mengakhiri karier Anda di klub daripada memulainya dengan final Liga Champions pada 2013 dan mengakhirinya dengan final Liga Champions pada 2024,” tandas Reus.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda















