banner 728x250

Majelis Umum PBB Mendesak Gencatan Senjata Kemanusiaan Israel-Hamas dan Tuntut Akses Bantuan ke Gaza

Menlu sampaikan pentingnya kerja sama untuk atasi krisis iklim. Foto: Laman Kementerian Luar Negeri RI
Menlu sampaikan pentingnya kerja sama untuk atasi krisis iklim. Foto: Laman Kementerian Luar Negeri RI
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.comMajelis Umum PBB telah mengeluarkan resolusi yang mendesak agar terjadi gencatan senjata kemanusiaan antara Israel dan Hamas serta menuntut akses bantuan ke Gaza. 

Keputusan ini mencerminkan pandangan mayoritas anggota PBB terkait situasi konflik di Timur Tengah.

Pada pemungutan suara untuk resolusi ini, 120 negara mendukungnya, termasuk Indonesia, yang memilih untuk bersuara mendukung tindakan kemanusiaan ini. 

Sebanyak 14 negara, termasuk Israel dan Amerika Serikat, memberikan suara menentang resolusi tersebut. 

Di samping itu, 45 negara lainnya memilih untuk abstain dari pemungutan suara. 

Kanada termasuk di antara negara-negara yang abstain, dan mereka mengenalkan amandemen yang lebih eksplisit dalam mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober serta menuntut pembebasan segera sandera yang ditangkap oleh kelompok tersebut.

Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, telah menyampaikan pidatonya di sidang darurat Majelis Umum PBB yang membahas agresi Israel terhadap Gaza. 

Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri Retno mengungkapkan keprihatinannya atas jumlah korban yang tinggi akibat konflik ini. 

Lebih dari 7.000 orang dilaporkan tewas di Gaza, dengan 68% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

“Saya berdiri di sini tidak hanya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, tetapi juga sebagai seorang perempuan, ibu, dan nenek. Saya mohon tolong hentikan pembunuhan, lindungi warga sipil, dan beri akses ke bantuan kemanusiaan. Gunakan hati kalian untuk keadilan dan kemanusiaan,” tutur Retno dalam pidatonya.

Dalam pidatonya, Menteri Retno juga menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan nyata dalam menyelamatkan warga sipil yang tidak bersalah di Gaza dan Palestina. 

Dia meminta Dewan Keamanan PBB, yang memiliki kekuasaan besar, untuk bersikap lebih manusiawi dan berkomitmen terhadap hak dan perlakuan yang sama bagi rakyat Palestina. 

“Tolong gunakan kekuatan besar Anda untuk menjadi lebih manusiawi. Rakyat Palestina berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama. Kita semua adalah manusia. Kita semua berhak memiliki rumah. Kita harus menolak perpindahan warga Palestina. Kita tidak boleh membiarkan tragedi 1948 terulang kembali,” ucapnya. 

Menteri Retno juga menegaskan bahwa solusi dua negara perlu dicari untuk mengakhiri konflik ini.

Pidato Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia berdiri bersama rakyat Palestina dan menekankan pentingnya perdamaian serta kemanusiaan dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah.***

Penulis: Muhamad Rifki

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses