Jateng, Tuturpedia.com – Calon Wakil Bupati (Cawabup) Blora, Sri Setyorini atau akrab disapa Budhe Rini telah menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan warga Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, untuk mendapatkan keadilan di Mapolres Rembang.
Sebagaimana diketahui, warga Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, tengah memperjuangkan dampak lingkungan akibat pencemaran udara di tambang pengolahan batu kapur milik PT Kapur Rembang Indonesia (KRI) Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.
Warga Desa Jurangjero yang melayangkan protes tersebut justru sempat ditahan di Mapolres Rembang. Sri Setyorini pun melakukan konsolidasi agar ada penangguhan bagi warganya.
“Saya sudah pesan sama Pak Kasat Reskrim Blora dan Kasat Reskrim Rembang bahwa saya yakin semua kedua belah pihak ada benarnya, ada salahnya. Untuk itu ke depan harus ditata yang baik. Kalau perusahaan itu mengganggu ya ditata caranya biar enggak mengganggu, yang penting perusahaan tetap berdiri, masyarakat nyaman,” ucapnya saat menjenguk warga Desa Jurangjero di Mapolres Rembang, pada Jumat (15/11/2024).
Tentunya, apa yang dilakukan oleh Budhe Rini ini menjadi pemantik bagi sebagian perempuan di Kabupaten Blora, yang turut mendukung perjuangannya dalam mencari keadilan.
“Budhe Rini di mata kami adalah perempuan yang hebat, berani, dan menjadi garda terdepan untuk masyarakat Desa Jurangjero. Saya tidak memandang beliau siapa, tapi saya memandang beliau adalah ibaratnya Kartini masa kini. Terus berjuang Budhe, kami salah satu perempuan di Blora menyatakan #Bersama Masyarakat Desa Jurangjero,” ujar Wulan, mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta, saat dihubungi Tuturpedia, Senin (18/11/2024).
Warga Dukuh Kembang, Desa Jurangjero telah Kembali
Seusai ditahan di Mapolres Rembang, kini sejumlah warga Dukuh Kembang, Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, telah kembali ke keluarga masing-masing.
Kejadian penahanan tersebut berkenaan dengan protes dari warga Desa Jurangjero terkait asap dari PT KRI yang dinilai mengganggu.
“Kami terganggu Pak, baunya sangat tidak enak, seperti belerang. Kadang membuat sesak napas juga. Kita berjuang ke sana kemari, demi ketenangan dan kenyamanan hidup kami di kampung kita sendiri yang sudah kami diami sejak puluhan tahun silam,” kata salah satu warga, Jumat (15/11/2024).***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Annisaa Rahmah