Indeks
Techno  

Luna-25 Milik Rusia Hancur Saat Manuver Pra-Pendaratan di Bulan, Apa Efeknya Bagi Rusia?

Penampakan Luna-25 milik Rusia yang hendak diluncurkan. (Foto: Tangkapan layar Youtube TheSpaceBucket)
Penampakan Luna-25 milik Rusia yang hendak diluncurkan. (Foto: Tangkapan layar Youtube TheSpaceBucket)

Tuturpedia.com – Sebuah pesawat robot ruang angkasa milik Rusia gagal mendarat di bulan setelah diketahui menabrak permukaan bulan. Hal ini dikonfirmasi oleh Badan Antariksa Rusia pada hari Minggu setelah mereka kehilangan kontak dengan kendaraan tersebut.

Luna-25 merupakan proyek luar angkasa Rusia yang ditujukan ke permukaan bulan, setelah sebelumnya sempat mendarat di bulan tahun 1966 dengan Luna-9. Tentu kecelakaan pendaratan ini merupakan sebuah kemunduran dalam hal penerbangan ruang angkasa bagi negara Rusia. 

Luna-25 merupakan pesawat robot ruang angkasa Rusia yang diluncurkan pada tanggal 11 Agustus yang lalu. Pesawat ini memiliki tujuan untuk mencapai wilayah kutub selatan bulan yang memang memiliki daya tarik bagi beberapa orang. 

Mengutip NYTimes, Senin (21/8/23) program luar angkasa pemerintah bahkan perusahaan swasta di seluruh dunia memang memiliki ketertarikan dengan bagian bulan yang satu ini. Menurut mereka, kutub selatan bulan diyakini di dalamnya terdapat air es yang dapat digunakan untuk astronot di masa depan. 

Selain itu, dikutip dari laman resmi Nasa, Senin (21/8/23) Luna-25 ditargetkan ke wilayah kutub selatan bulan untuk menjalankan dua misi. Pertama, untuk mempelajari komposisi regolith kutub. Kedua, untuk mempelajari komponen plasma dan debu dari eksosfer kutub bulan. 

Kronologi Hancurnya Luna-25

Dikutip dari NYTimes, Senin (21/8/23) Luna-25 telah memasuki orbit bulan pada hari Rabu (16/8/23) yang lalu dan diperkirakan akan mendarat di bulan paling lambat di hari Senin (21/8/23) pada pukul 14:10 waktu setempat.

Pada hari Sabtu (19/8/23) sore waktu Moskow, perusahaan yang mengawali aktivitas ruang angkasa Rusia (Roscosmos) menyatakan kalau pesawat tersebut menyalakan mesinnya untuk memasuki orbit bulan dan menyiapkan pendaratan.

Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi dan hal ini belum bisa dijelaskan oleh Roscosmos sekalipun. Di hari Minggu (20/8/23) Roscosmos menyatakan jika mereka kehilangan kontak dengan pesawat tersebut tepat setelah 47 menit mesin dinyalakan. 

Usaha untuk menghubungkan kontak dengan Luna-25 pun gagal dilakukan dan pesawat tersebut dinyatakan menyimpang dari orbit. Roscosmos juga mengatakan jika pesawat tersebut sudah bertabrakan dengan bulan. 

Untuk menindaklanjuti kegagalan ini, Rusia membentuk komisi antarlembaga untuk menyelidiki alasan kegagalan Luna-25 lebih lanjut. 

Apa Efek Kegagalan Luna-25 untuk Rusia?

Sebelum kegagalan Luna-25, Rusia juga sempat mengalami kegagalan dengan Misi Fobos-Grunt 2011 ke salah satu bulan di Planet Mars. Kegagalan tersebut menyebabkan roket ini tidak dapat keluar dari orbit bumi dan jatuh menghantam Samudera Pasifik tahun 2012 yang lalu.

Gagasan untuk misi Luna-25 ini sudah ditetapkan sejak tahun 2010 yang lalu, namun akhirnya Rusia harus kembali gigit jari. 

Kegagalan misi ini menandakan bahwa Rusia mengalami penurunan kekuatannya dalam hal ruang angkasa. Rusia sempat menikmati masa kejayaannya saat Perang Dingin karena Moskow menjadi yang pertama meluncurkan satelit ke orbit bumi. (Sputnik 1, tahun 1957).

Menurut Reuters, Senin (21/8/23) kegagalan misi Luna-25 milik Rusia ini mengakibatkan rusia mengalami tekanan ekonomi karena sanksi sebesar $2 triliun. Hal ini akan melemahkan ekonomi Rusia, terutama pada bidang teknologi yang selalu bergantung dengan bahan impor. 

Penulis: Anna Novita Rachim

Exit mobile version