Tuturpedia.com – Pada Sabtu (29/6/24) Asisten sekretaris jenderal Liga Arab, Hossam Zaki pada pertemuan di Beirut dengan Mohammad Raad mengumumkan bahwa liga tersebut telah berhenti menyebut dan menghapus Hizbullah sebagai organisasi teroris.
“Liga Arab memutuskan untuk mencabut label teroris dari Hizbullah, karena partai tersebut memainkan peran penting dalam politik saat ini dan masa depan Lebanon.” kata diplomat Mesir tersebut.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi di Saluran Berita Al-Qahera Mesir, Hossam Zaki mengatakan bahwa dalam keputusan Liga Arab sebelumnya Hizbullah ditetapkan sebagai organisasi teroris, dan penunjukan ini tercermin dalam resolusi.
Klasifikasi teroris yang didapatkan Hizbullah hadir sejak 11 Maret 2016. Hal ini sebabkan Liga Arab menyerukan agar mereka untuk berhenti mempromosikan ekstremisme dan sektarianisme, menahan diri untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri suatu negara, dan menahan segala bentuk tindakan yang melanggar hukum.
Setelah 8 tahun berjalan, Pada hari Jumat (28/6/24) harian Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa Hossam Zaki mengunjungi Beirut dan mengadakan pertemuan dengan Muhammad Raad, kepala blok Loyalitas kepada Perlawanan yang berafiliasi dengan Hizbullah. Pertemuan ini menandai kontak pertama antara Liga Arab dan Hizbullah dalam lebih dari satu dekade.
Kunjungan yang terjadi sejak Selasa (25/6/24) tersebut berfokus pada meredakan ketegangan di Lebanon selatan sejak dimulainya perang Israel di Gaza dan mengatasi kekosongan presiden yang berkepanjangan di Lebanon, yang telah berlangsung selama lebih dari 19 bulan.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan penetapan bahwa Hizbullah sebagai organisasi teroris tidak berlaku lagi. Ia juga menekankan bahwa saat ini Liga Arab tidak menyimpan daftar teroris dan tidak secara aktif berusaha untuk menunjuk entitas dengan cara seperti itu.
Bukan hanya itu, penghapusan Hizbullah dari daftar teror Liga Arab juga terjadi setelah gerakan rakyat Lebanon dengan berani melakukan serangan rutin terhadap rezim Zionis.
Serangan tersebut dilakukan dalam upaya untuk menekan rezim tersebut agar menghentikan perang genosida di Gaza terhadap warga Palestina dan pergerakan itu sesuatu yang sangat dikagumi di Arab.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
