Tuturpedia.com – Serangan demi serangan yang dilemparkan baik dari Israel maupun Lebanon makin memperparah keadaan dua wilayah tersebut. Pada Minggu (4/8/2024) pagi, rentetan roket diluncurkan dari Lebanon Selatan menuju Israel.
Menurut Anadolu Ajansi, Minggu (4/8/2024), ada 50 roket yang ditembakkan ke arah Galilea Atas. Serangan ini diketahui sebagai serangan balas dendam dari Hizbullah atas pembunuhan komandannya, Faud Shukr di Beirut.
Bukan baru terjadi bulan ini, kekhawatiran meningkat mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah baku tembak lintas batas selama berbulan-bulan. Sebelumnya, Hizbullah menyerang Israel atas dasar solidaritasnya terhadap Palestina yang menjadi bulan-bulanan Israel hingga saat ini.
Karena meningkatnya kekhawatiran tersebut, berbagai negara mulai mengimbau masing-masing warga negaranya untuk segera meninggalkan Beirut, Lebanon selagi penerbangan komersial masih ada.
Salah satu negara yang turut memberikan pengumuman tersebut adalah Indonesia. Kemlu RI melalui KBRI di Beirut mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Lebanon untuk segera kembali ke Tanah Air dengan penerbangan komersial yang masih tersedia. Pengumuman tersebut dibuat KBRI di Beirut sebagai antisipasi terjadinya eskalasi konflik di daerah tersebut.
“Sehubungan dengan kondisi keamanan di Lebanon yang tidak menunjukkan perbaikan, ditambah beberapa kejadian keamanan dalam beberapa waktu belakangan, serta mencermati perkembangan situasi keamanan di kawasan Timur Tengah, kami mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian, serta bersiap dan mengantisipasi apabila terjadi eskalasi konflik,” tulis surat pengumuman tersebut.
“Untuk itu, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia,” lanjut surat pengumuman tersebut.
Selain itu, WNI juga diperingatkan untuk tidak mendekati kawasan rawan konflik, terus memantau media massa, dan menjaga keamanan dokumen penting (paspor, dompet, dan ponsel) dengan baik.
KBRI juga menyediakan nomor hotline resmi (+961 70817310) yang bisa dihubungi oleh WNI di Beirut jika sedang dalam keadaan darurat dan membutuhkan bantuan.
Bukan hanya Indonesia yang berusaha untuk mengevakuasi warga negaranya di tengah konflik yang terjadi di Lebanon, Anadolu Ajansi mengabarkan jika Inggris dan Amerika Serikat juga memperingatkan warga negaranya yang ada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut selama penerbangan komersial masih ada.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah













